Senin, 09 Juni 2014

Laporan ilmiah



LAPORAN ILMIAH
1. Pengertian Laporan Ilmiah
Laporan ialah suatu wahana penyampaian berita, informasi, pengetahuan, atau gagasan dari seseorang kepada orang lain. Laporan ini dapat berbentuk lisan dan dapat berbentuk tulisan. Laporan yang disampaikan secara tertulis merupakan suatu karangan. Jika laporan ini berisi serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh dari hasil penelitian, pengamatan ataupun peninjauan, maka laporan ini termasuk jenis karangan ilmiah. Dengan kata lain, laporan ilmiah ialah sejenis karangan ilmiah yang mengupas masalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang sengaja disusun untuk disampaikan kepada orang-orang tertentu dan dalam kesempatan tertentu.

Dasar Membuat Laporan Ilmiah
Ada beberapa hal yang mendasari dalam pembuatan Laporan Ilmiah.Diantaranya :
- Kegiatan menulis laporan ilmiah merupakan kegiatan utama terakhir dari suatu kegiatan ilmiah.
- Laporan ilmiah mengemukakan permasalahan yang ditulis secara benar, jelas, terperinci, dan ringkas.
- Laporan ilmiah merupakan media yang baik untuk berkomunikasi di lingkungan akademisi atau sesama ilmuwan.
-Laporan ilmiah merupakan suatu dokumen tentang kegiatan ilmiah dalam memecahkan masalah secara jujur, jelas, dan tepat tentang prosedur, alat, hasil temuan, serta implikasinya.
-Laporan ilmiah dapat digunakan sebagai acuan bagi ilmuwan lain sehingga syarat-syarat tulisan ilmiah berlaku juga untuk laporan.



Jenis-jenis Laporan Ilmiah
Dari beberapa sumber yang ada, terdapat 3(tiga) jenis Laporan Ilmiah yaitu sebagai berikut :
A.   Laporan Lengkap (Monograf) Menjelaskan proses penelitian secara menyeluruh.
- Teknik penyajian sesuai dengan aturan (kesepakatan) golongan profesi dalam bidang ilmu yang bersangkutan.
-  Menjelaskan hal-hal yang sebenarnya yang terjadi pada setiap tingkat analisis.
-  Menjelaskan (juga) kegagalan yang dialami,di samping keberhasilan yang dicapai.
- Organisasi laporan harus disusun secara sistamatis (misalnya : judul bab,subbab dan seterusnya,haruslah padat dan jelas).

B.    Artikel Ilmiah
-   Artikel ilmiah biasanya merupakan perasan dari laporan lengkap.
-   Isi artikel ilmiah harus difokuskan kepada masalah penelitian tunggal yang obyektif.
-  Artikel ilmiah merupakan pemantapan informasi tentang materi-materi yang terdapat dalam laporan lengkap.

C.    Laporan Ringkas
Laporan ringkas adalah penulisan kembali isi laporan atau artikel dalam bentuk yang lebih mudah dimengerti dengan bahasa yang tidak terlalu teknis (untuk konsumsi masyarakat umum).

3. Fungsi Laporan Ilmiah
Laporan penelitian mengkomunikasikan kepada pembaca seperangkat data dan ide spesifik. Ide spesifik. Spesifik tersebut disampaikan secara jelas dan cukup rinci agar dapat dievaluasi.
Laporan Ilmiah harus dilihat sebagai sumbangan dalam khasanah ilmu pengetahuan.
Laporan Ilmiah harus berfungsi sebagai stimulator dan mengarahkan pada penelitian selanjutnya.

Macam-Macam Laporan
A.   Laporan Berbentuk Formulir Isian
Laporan ini biasanya telah disiapkan blanko daftar isian yang diserahkan pada tujuan yang akan dicapai.
B.    Laporan Berbentuk Surat
Laporan yang bentuk surat prinsipnya sama dengan surat biasa perbedaannya terlatak pada isi dan panjang surat.
C.    Laporan Berbentuk Memorandum
Laporan berbentuk memo atau catatan pendek lebih singkat dibanding surat. laporan ini sering digunakan dalam lingkungan organisasi/lembaga/antara atasan dan bawahan dalam suatu hubungan kerja.
D.   Laporan Perkembangan dan Keadaan
Laporan perkembangan adalah laporan yang bertujuan untuk menyampaikan perkembangan,perubahan yang sudah dicapai dalam usaha untuk mencapai tujuan/sasaran yang telah ditentukan tujuannya untuk menyebarkan kondisi yang ada pada saat laporan itu dibuat.
E.    Laporan Berkela
Laporan berkela dibuat secara rutin (harian,mingguan,bulanan,tahunan) misalnya laporan keuangan,produksi dan peningkatan prestasi.
F.    Laporan Laboratoris/Hasil Penelitian
Laporan laboratoris tujuannya untuk menyampaikan hasil dari percobaan/penelitian yang dilakukan dilaboratorium.
G.   Laporan Formal/Semi Formal
Laporan formal ialah laporan yang memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu/sistematika baku sebuah laporan ilmiah.jika tidak lengkap menjadi laporan semi formal.
Ciri - Ciri Laporan yang baik
Laporan yang baik mendukung beberapa hal antara lain:
-   Penggunaan bahasa yang ilmiah (baku).
-   Dalam penulisan laporan hanya menerima tulisan dengan jenis perintah bukan tanya.
-    Laporan disertakan dengan identifikasi masalah
-    Data yang lengkap sebagai pendukung laporan
-    Adanya kesimpulan dan saran
-    Laporan dibuat menarik dan juga interaktif
Syarat Laporan Ilmiah
Suatu karya dapat dikatakan ilmiah jika memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Penulisannya berdasarkan hasil penelitian, disertai pemecahannya
2. Pembahasan masalah yang dikemukakan harus obyektif sesuai realita/ fakta
3. Tulisan harus lengkap dan jelas sesuai dengan kaidah bahasa, Pedoman Umum
4. Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD), serta Pedoman Umum Pembentukan Istilah (PUPI)
5. Tulisan disusun dengan metode tertentu
6. Tulisan disusun menurut sistem tertentu
7. Bahasanya harus lengkap, terperinci, teratur, ringkas, tepat, dan cermat sehingga tidak terbuka kemungkinan adanya ambiguitas, ketaksaan, maupun kerancuan.

Sistematika Laporan
Ilmiah Laporan ilmiah dapat berbentuk naskah atau buku karena berisi hal-hal yang terperinci berkaitan dengan data-data yang akurat dan lengkap. Secara umum, sistematika suatu laporan yang lengkap terdiri dari 3 bagian pokok, yaitu bagian pembuka, bagian isi, dan bagian penutup.

1. Bagian Pembuka
Bagian pembuka umumnya digunakan apabila laporan merupakan tulisan yang berdiri sendiri secara utuh. Untuk laporan penelitian dalam jurnal atau bagian dari sebuah buku, tidak seluruh unsur dalam bagian pembuka tersebut digunakan.
Bagian pembuka ini terdiri atas :
a. Halaman judul: judul, maksud, tujuan penulisan, identitas penulis, instansi asal, kota penyusunan, dan tahun
b. Halaman pengesahan (jika perlu)
c. Halaman motto/semboyan (jika perlu)
d. Halaman persembahan (jika perlu)
e. Prakata;
f. Daftar isi;
g. Daftar tabel (jika ada)
h. Daftar grafik (jika ada)
i. Daftar gambar (jika ada)
j. Abstak : uraian singkat tentang isi laporan

2. Bagian Isi
Bagian isi merupakan menyajikan atau mengomunikasikan informasi ilmiah yang ingin disampaikan. Pada bagian isi inilah seluruh komponen pendahuluan, kajian pustaka dan kerangka teori, metodologi penelitian, hasil dan pembahasan, serta simpulan dan saran disajikan secara lengkap. Bagian isi terdiri dari :
a. Bab I Pendahuluan
Pendahuluan merupakan tulisan yang disusun untuk memberikan orientasi kepada pembaca mengenai isi laporan penelitian yang akan dipaparkan, sekaligus perspektif yang diperlukan oleh pembaca untuk dapat memahami informasi yang akan disampaikan Pendahuluan terdiri atas :
(1) Latar belakang
(2) Identitas masalah
(3) Pembatasan masalah
(4) Rumusan masalah
(5) Tujuan dan manfaat

b. Bab II :
Kajian Pustaka
Kajian pustaka mengungkapkan teori-teori serta hasil-hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan pada topik yang sama atau serupa. Berdasarkan analisis terhadap pustaka tersebut, peneliti dapat membatasi masalah dan ruang lingkup penelitian, serta menemukan variabel penelitian yang penting dan hubungan antarvariabel tersebut.

c. Bab III :
Metode
Pada bagian ini biasanya dijelaskan secara rinci mengenai desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan dan analisis data, serta kelemahan penelitian.

d. Bab IV :
Pembahasan
Pembahasan pada dasarnya merupakan inti dari sebuah tulisan ilmiah. Pada bagian ini penulis menyajikan secara cermat hasil analisis data serta pembahasannya berdasarkan kajian pustaka dan kerangka teori yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.

e. Bab V :
Penutup
Penutup berisi tentang kesimpulan dan saran dari laporan ilmiah tersebut. Kesimpulan adalah gambaran umum seluruh analisis dan relevansinya dengan hipotesis dari penelitian yang dilakukan. Kesimpulan diperoleh dari uraian analisis, interpretasi dan deskripsi yang telah dituliskan pada bagian analisis dan pembahasan. Untuk menulis simpulan, penulis perlu mengajukan pertanyaan pada diri sendiri tentang hasil apa yang paling penting dari penelitian yang dilakukan. Jawaban dari pertanyaan tersebutlah yang dituliskan pada bagian simpulan. Pada bagian akhir, biasanya simpulan disertai dengan saran mengenai penelitian lanjut yang dapat dilakukan

3. Bagian Penutup
a.    Daftar Pustaka
b.    Daftar Lampiran
c.    Indeks daftar istilah

Contoh Laporan Ilmiah

Dampak Sampah Terhadap Lingkungan dan Cara Pengolahannya


BAB I
PENDAHULUAN

1.1      Latar Belakang
Sampah adalah suatu barang yang sudah tidak terpakai lagi dan tidak digunakan lagi. Apabila tidak di tangani dengan benar dapat  merusak lingkungan, menimbulkan bau yang tidak sedap, sumber berbagai macam penyakit, penyumbatan saluran air, dan juga dapat menyebabkan banjir. Jika dibiarkan terus menerus tanpa adanya pengolahan sampah yang benar maka lingkungan akan rusak dan tentu saja berbahaya bagi makhluk hidup yang berada dilingkungan tersebut.
Sebelum sampah tersebut diolah menjadi hal yang lebih bermanfaat, ada baiknya kita dapat mengetahui jenis sampah yang akan diolah. Apakah sampah tersebut termasuk dalam kategori sampah organik yaitu sampah sisa-sisa makanan yang dapat di jadikan kompos, pupuk dll. Atau sampah anorganik seperti sampah plastik yang dapat di jadikan kerajinan tangan atau di daur ulang. Dengan mengetahui jenis-jenis sampah akan mempermudah dalam proses pengolahan sampah.

1.2      Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah karya tulis ilmiah ini adalah bagaimana dampak yang ditimbulkan sampah terhadap lingkungan dan bagaimana cara pengolahan sampah yang benar.

1.3      Tujuan Penulisan
·         Mengetahui jenis dan sifat sampah.
·         Mengetahui pengaruh sampah terhadap lingkungan.
·         Mengetahui cara pengolahan sampah yang benar.

1.4      Manfaat Penulisan
·         Masyarakat sadar akan kebersihan lingkungan.
·         Banyak kreativitas yang dapat dihasilkan oleh masyarakat dari hasil pengolahan sampah.
·         Lingkungan menjadi bersih dan nyaman.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1      Pengertian Sampah
Aktifitas manusia dalam memanfaatkan alam selalu meninggalkan sisa yang dianggapnya sudah tidak berguna lagi sehingga diperlakukanya sebagai barang buangan yang disebut sampah. Sampah adalah bahan yang tidak berguna, tidak digunakan atau bahan yang terbuang sebagai sisa dari sesuatu proses yang dihasilkan dari aktifitas manusia.
Sumber sampah umumnya berasal dari perumahan dan pasar. Sampah menjadi masalah penting untuk kota yang padat penduduknya. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah volume sampah yang sangat besar sehingga malebihi kapasitas daya tampung tempat pembuangan sampah akhir (TPA), pengelolaan sampah dirasakan tidak memberikan dampak positif kepada lingkungan, dan kuranganya dukungan kebijakan dari pemerintah, terutama dalam memanfaatkan produk sampingan dari sampah yang menyebabkan tertumpuknya produk tersebut di tempat pembuangan akhir (TPA).

2.2      Klasifikasi Sampah
A.     Sampah berdasarkan sumbernya
(1)    Sampah rumah tangga
Sampah yang berasal dari kegiatan rumah tangga.
(2)    Sampah komersial
Sampah yang berasal dari kegiatan komersial seperti pasar, pertokoan, rumah makan, tempat hiburan, penginapan, bengkel, kios, pendidikan dan sebagainya.
(3)    Sampah bangunan
Sampah yang berasal dari kegiatan bangunan termasuk pemugaran dan pembongkaran suatu bangunan seperti semen, kayu, batu bata, genteng, dan sebagainya.
(4)    Sampah fasilitas umum
Sampah yang berasal dari pembersihan dan penyapuan jalan trotoar, lapangan, tempat rekreasi, dan sebagainya. Contoh jenis sampah ini adalah daun, ranting, kertas pembungkus, plastik, rokok, debu, dan sebagainya.

B.     Sampah berdasarkan jenisnya.
(1)    Sampah organik (bersifat degradabel)
Sampah organik adalah jenis sampah yang sebagian besar tersusun oleh senyawa organik (sisa tanaman, hewan, atau kotoran) sampah ini mudah diuraikan oleh jasad hidup khususnya mikroorganisme. Contoh sampah organik adalah sisa makanan, sayuran, dedaunan dan sebagainya.
(2)    Sampah anorganik (non degradabel)
Sampah anorganik adalah jenis sampah yang tersusun oleh senyawa anorganik (plastik, botol, logam) sampah ini sangat sulit untuk diuraikan oleh jasad renik. Contoh sampah anorganik adalah plastik, gelas atau kaca, botol.
(3)    Sampah berbahaya
Sampah Berbahaya adalah sampah yang beracun penyabab infeksi, mempunyai sifat korosif. Korosif adalah sifat suatu subtansi yang dapat menyebabkan benda lain hancur atau memeroleh dampak negatif. Sampah ini biasanya berasal dari limbah pabrik yang merusak sungai setempat karena memiliki racun. Sampah ini sangat memengaruhi linkungan dan mengakibatkan kerusakan yang merugikan bagi kehidupan makhluk hidup. Contoh sampah berbahaya adalah logam, pestisida, zat kimia, sisa perindustrian.

2.3      Dampak Sampah terhadap Kesehatan Lingkungan
A.     Pencemaran lingkungan
Sampah dari berbagai sumber dapat mencemari lingkungan, baik lingkungan darat, udara maupun perairan. Pencemaran darat yang dapat ditimbulkan oleh sampah misalnya ditinjau dari segi kesehatan sebagai tempat bersarang dan menyebarnya bibit penyakit, sedangkan ditinjau dari segi keindahan, tentu saja menurunnya estetika (tak sedap di pandang mata).
Macam pencemaran udara yang ditimbulkan misalnya mengeluarkan bau yang tidak sedap, debu gas-gas beracun. Pembakaran sampah dapat meningkatkan karbon monoksida (CO), karbo dioksida (CO2) nitrogen-monoksida (NO), gas belerang,amoniak dan asap di udara. Asap di udara, asap yang ditimbulkan dari bahan plastik ada yang bersifat karsinogen, artinya dapat menimbulkan kanker.
Macam pencemaran perairan yang ditimbulkan oleh sampah misalnya terjadinya perubahan warna dan bau pada air sungai, penyebaran bahan kimia dan mikroorganisme yang terbawa air hujan  dan meresapnya bahan-bahan berbahaya sehingga mencemari sumur dan sumber air. Bahan-bahan pencemar yang masuk kedalam air tanah dapat muncul ke permukaan tanah melalui air sumur penduduk dan mata air, jika bahan pencemar itu berupa B3 (bahan berbahaya dan beracun) misalnya air raksa (merkuri), crhom, timbal, cadmium, maka akan berbahaya bagi manusia, karzena dapat menyebabkan gangguan pada syaraf, cacat pada bayi, kerusakan sel-sel hati atau ginjal.
B.     Penyebab penyakit
Sampah yang banyak mengandung makanan  busuk, sudah pasti merupakan sarang hidupnya Bakteri Coli.  Sehingga apabila sampah ini menumpuk di saat musim hujan, tentunya akan menimbulkan wabah muntaber  atau diare, demam berdarah  dan lain sebagainya..
Sampah juga bisa mengundang datangnya  kawanan tikus  dan serangga yang bisa menyebabkan berbagai penyakit pencernaan,  penyakit kuning,  penyakit cacing perut , malaria dan lain sebagainya. 
C.     penyumbatan saluran air dan banjir
Sampah jalanan dan rumah tangga sering bertaburan dan jika hujan turun akan terbawa ke got atau sungai, akibatnya sungai tersumbat dan timbul banjir. Selanjutnya banjir dapat menyebarkan penyakit, banyak got dimusim hujan menjadi mampet karena penduduk membuang sampah disembarang tempat.
D.    Dampak sosial terhadap masyarakat
(1)    Kerukunan
Permasalahan sampah dapat berkaitan dengan nilai kerukunan. Orang yang sering membuang sampah di sekitar tempat tinggal nya dan mencemari lingkungan dapat menimbulkan ketidaksenangan tetangganya.
(2)    Kesanggupan
Tiap warga hendaknya memiliki kesanggupan untuk menempatkan sampah pada tempatnya., misalnya memisahkan sampah organik dengan sampah anorganik, memisahkan sampah yang beracun dan yang tidak beracun. Pekerjaan tersebut bukanlah pekerjaan yang sulit jika setiap warga memiliki kesadaran dan kesanggupan untuk melakukannya.
E.     Dampak sampah terhadap keadaan sosial ekonomi
       -Pengelolaan sampah yang kurang baik akan menimbulkan lingkungan yang tidak menyenangkan.
       - Memberikan dampak negatif terhadap keparawisataan.
       -Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat.
       Instrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pen

2.4      Manfaat Sampah
Walaupun mengotori lingkungan, ternyata sampah juga dapat memberikan manfaat. Manfaat itu antara lain sebagai berikut:
a.      Pengisi Tanah
b.      Sumber Pupuk Organik
Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari bahan organik/makhluk hidup yang telah mati dan mengalami pembusukan oleh mikroorganisme sehingga sifat fisiknya akan berbeda dari semula.
c.       Sumber Humus
Kehadiran senyawa organik dalam bentuk humus di dalam tanah dapat mempertahankan sifat fisik tanah. Dengan sifat fisik yang baik, maka kegunaan tanah menyerap dan mempertahankan air dapat terjadi dengan baik.
d.      Media Penanaman Jamur
Pengunaan media dengan sampah memberikan hasil yang memuaskan. Misalnya, media jamur merang, jamur ”Shiitake” dan jamur tiram putih tumbuh dengan baik pada bahan organik yang terdapat pada kompos.
e.      Penyubur Plankton
Plankton adalah makanan utama ikan yang terdiri dari hewan dan tumbuhan bersel tunggal. Kolam ikan yang banyak palnktonnya menyebabkan pertumbuhan yang cepat pada ikan. Suburnya plankton karena pemasukan bahan-bahan organik dari sampah.
f.        Media Produksi Vitamin
Salah satu jenis mikroorganisme penghasil vitamin (vitamin B12) ternyata sangat subur pertumbuhannya di dalam media yang dicampur dengan ekstrak sampah.
g.      Bahan Makanan Tanah
Sampah sebagai bahan makanan tanah secara langsung (masih segar) dan melalui proses fermentasi telah digunakan dimana-mana dengan hasil yang baik.

2.5      Pengelolaan Sampah
Sampah yang ada harus dikelola dengan baik. Pengelolaan sampah tersebut terbagi menjadi beberapa tahap, yaitu:
a.       Pengumpulan Sampah
Cara pengumpulan sampah dengan menggunakan kantung. Kantung yang digunakan berasal dari kantung plastik. Jenis bahan ini cukup kuat dan dapat digunakan berulang-ulang serta sulit dihancurkan oleh jasad-jasad renik yang ada dalam sampah.
b.      Penampungan
Penampungan sampah dapat menggunakan bak sampah. Bak sampah dibuat secara permanen maupun non permanen.
c.       Pengangkutan
Kantung-kantung sampah yang telah terkumpul dalam bak-bak sampah, kemudian menunggu pengangkutan oleh dinas kebersihan setempat atau sampah tersebut dapat di daur ulang yang sebelumnya dipisahkan dahulu antara sampah organik dan sampah anorganik.

2.6      Cara Pengolahan Sampah
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaurulangan dari material sampah. Hal ini biasanya dihasilkan dari kegiatan manusia, dan dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan. Pengelolaan ini melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif. Praktek pengelolaan sampah berbeda  antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan, berbeda juga  perumahan dan industri.
A.     Pengolahan Sampah Organik
Sampah organik tergolong sampah yang gampang busuk seperti sisa makanan, dedaunan dan masih banyak lagi. Sebenarnya sampah jenis ini masih bisa kita manfaatkan lagi.
Jenis sampah organik bisa kita manfaatkan lagi menjadi pupuk kompos. Karena sampah organik berasal dari makluk hidup. Pengomposan yaitu zat tanaman, sisa makanan atau kertas, bisa diolah dengan menggunakan proses biologis. Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik ini adalah Green Bin Program (program tong hijau) yaitu seluruh  sampah organik  dikumpulkan di kantong khusus untuk di komposkan.
B.     Pengolahan Sampah Anorganik
Sampah anorganik sebaiknya kita daur ulang kembali. Jangan membuangnya secara sembarangan, karena jenis sampah ini tidak mudah untuk hancur.
Kita memerlukan kreatifitas tinggi untuk mengubah sampah tersebut menjadi suatu barang yang mempunyai nilai beda. Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan kembali disebut sebagai daur ulang.
Ada beberapa cara daur ulang, pertama adalah mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi. Kedua mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang. Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminum, kaleng baja makanan atau minuman, kertas, koran, majalah, dan kardus. Daur ulang dari produk yang komplek seperti komputer atau mobil lebih susah, karena bagiannya harus diurai dan dikelompokan menurut jenis bahannya.
C.    Sampah Berbahaya
Tahap penanganan sampah B3 (bahan berbahaya dan beracun) dari rumah tangga dimulai dari pemilahan. Sampah B3 harus dipilah dan dipisahkan dari sampah organik dan anorganik. Kemudian sampah B3 yang sudah terkumpul dimasukkan dalam wadah yang aman. Pastikan  menggunakan sarung tangan saat melakukannya.
Selanjutnya,  jika penganangan sampah B3 dilakukan secara terkoordinasi dengan warga masyarakat di perumahan sekitar, maka tahap selanjutnya adalah dengan pewadahan dan pengumpulan besar, pengangkutan dan penyimpanan sementara. Semuanya harus dilakukan dengan metode pengelolaan sampah B3 yang sesuai dengan aturan pemerintah dan anjuran ahli.
Dalam menyikapi sampah B3 Sebagai warga juga konsumen perlu memiliki peran yang baik. Usahakan mengurangi konsumsi produk yang mengandung bahan berbahaya beracun, dan lebih memilih produk ramah lingkungan. Kita juga bisa memperpanjang umur dengan memakai suatu produk dengan pemakaian yang bijak.
Perlu diketahui juga bahwa produsen memegang peran yang sama pentingnya. Produsen wajib mencantumkan material yang dikategorikan sebagai kandungan berbahaya ataupun beracun pada semua produknya. Tujuannya agar konsumen tahu cara penanganannya. Produsen juga memiliki kewajiban untuk melakukan upaya-upaya yang dirasa perlu untuk mengolah produk tersebut setelah digunakan. Dan jika terjadi pencemaran lingkungan, produsen wajib bertanggung jawab untuk memulihkannya. Dengan mengetahui apa itu sampah B3 dan peran apa yang bisa kita lakukan untuk menanggulanginya, semoga keluarga dan lingkungan kita tetap sehat dan aman untuk selamanya.


BAB III
PENUTUP

 3.1 Kesimpulan
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak.
Sampah memiliki dampak yang negatif bagi kesehatan jika tidak diolah dengan baik. Sampah dapat menimbulkan berbagai macam penyakit dan merusak lingkungan. Pengolahan yang benar adalah dengan mengetahui jenis dan karekteristik sampah itu sendiri. Dengan pengolahan yang benar sampah dapat bermanfaat bagi lingkungan.

3.2   Saran
Cara pengendalian sampah yang paling sederhana adalah dengan menumbuhkan kesadaran dari dalam diri untuk tidak merusak lingkungan dengan sampah. Selain itu diperlukan juga kontrol sosial budaya masyarakat untuk lebih menghargai lingkungan, Peraturan yang tegas dari pemerintah juga sangat diharapkan karena jika tidak maka para perusak lingkungan akan terus merusak sumber daya alam ini. Sebaiknya setiap rumah tangga melakukan pembuangan sampah dengan cara memilahkan sampah sesuai jenisnya.

SUMBER :
http://mikhaanitaria.blogspot.com/2010/04/laporan-ilmiah.html
Andika, Nanang Tio. 2012. Karya Ilmiah Tentang Pengelolaan Sampah. Dalam http://shindota.blogspot.com/2012/02/karya-ilmiah.html
Arif, Muh Irfan Rivai. 2012. Dampak Sampah Terhadap Lingkungan. Dalam http://muhirfanrivaiarif.blogspot.com/2012/02/dampak-sampah-terhadap-lingkungan.html
Mugai, Hasan. 2013. Contoh Karya Tulis Ilmiah Pengaruh Sampah Terhadap Lingkungan. Dalam http://trik56.blogspot.com/2013/03/contoh-karya-tulis-ilmiah-pengaruh.html


0 Comments:

Post a Comment



By :
Free Blog Templates