Selasa, 18 Maret 2014
TEORI-TEORI YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENALARAN (BAHASA INDONESIA 2 : TUGAS 1)
Diposting oleh meliana herdiani di 03.48
Penalaran adalah
proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan
sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan
terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan
sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan
sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang
disebut menalar.
Ada dua jenis metode dalam menalar. Yaitu
dengan Metode Induktif dan Metode Deduktif. Berikut ini adalah penjelasannya.
1. Metode
Penalaran Induktif
Metode penalaran induktif adalah metode yang
digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum
yang disimpulkan di fenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang
belum diteliti. Pengertian fenomena-fenomena individual sebagai landasan
penalaran induktif harus diartikan pertama-tama sebagai data-data maupun
sebagai pernyataan-pernyataan, yang tentunya bersifat faktual pula.
Metode Penalaran Induktif memiliki 3 bentuk,
yaitu :
- Generalisasi
Generalisasi adalah proses
penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.
Contoh : Jika berhasil juara, Walcott akan senang.
Jika berhasil juara, Giroud akan senang.
Jika berhasil juara, Cazorla akan senang.
* Jika berhasil juara, para pemain
Arsenal akan senang.
Generalisasi sendiri terdiri
dari 2 macam. Yaitu Generalisasi Sempurna dan Generalisasi Tidak Sempurna.
^ Generalisasi Sempurna adalah
Generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh : Sensus Penduduk
^ Generalisasi Tidak Sempurna
adalah Generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomenayang
diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki. Contoh :
- Analogi
Cara penarikan penalaran dengan
membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama. Analogi mempunyai 4
fungsi,antara lain :
a. Membandingkan
beberapa orang yang memiliki sifat kesamaan
b. Meramalkan kesamaan
c. Menyingkapkan
kekeliruan
d. Klasifikasi
Contoh : Demikian pula dengan
manusia yang tidak berilmu dan tidak berperasaan, ia akan sombong dan garang.
Oleh karena itu, kita sebagai manusia apabila diberi kepandaian dan kelebihan,
bersikaplah seperti padi yang selalu merunduk.
- Hubungan
Kausal
Penalaran yang diperoleh dari
gejala-gejala yang saling berhubungan.
Macam – macam Hubungan Kausal :
a. Sebab – Akibat
Pepe Reina mencetak gol ke
gawang sendiri sehingga mengakibatkan Liverpool kalah.
b. Akibat – Sebab
Dono tidak dapat mengikuti
ujian karena tidak memakai seragam sekolah.
c. Akibat –
Akibat
Ayah melihat Bruno tergeletak
di depan rumah, sehingga ayah beranggapan bahwa Bruno sedang tidur.
2. Metode
Penalaran Deduktif
Metode berpikir deduktif
adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk
seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.Konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata
kunci untuk memahami suatu gejala. Penarikkan kesimpulan secara
deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogisme.
Silogisme disusun dari dua buah pernyataan, yaitu premis mayor dan premis minor
dan sebuah kesimpulan.
Berikut ini bentuk – bentuk Silogisme :
1.
Silogisme Kategorial
Silogisme yang semua posisinya merupakan
proposisi kategorik, demi lahirnya konklusi maka pangkal umum tempat kita
berpijak harus merupakan proposisi universal, sedangkan pangkalan khusus tidak
berarti bahwa proposisinya harus partikuler atau singuler, tetapi bisa juga
proposisi universal tetapi ia diletakkan di bawah aturan pangkalan
umumnya. Pangkalan khusus bisa menyatakan permasalahan yang berbeda dari
pangkalan umumnya , tapi bisa juga merupakan kenyataan yang lebih khusus dari
permasalahan umumnya dengan demikian satu pangalan umum dan satu pangkalan
khusus dapat di hubungkan dengan berbagai cara tetapi hubungan itu harus di
perhatikan kwalitas dan kantitasnya agar kita dapat mengambil konklusi atau
natijah yang valid.
Contoh Silogisme Kategorial :
(P. Mayor) Finalis
Indonesian Idol memiliki suara yang bagus.
(P. Minor) Sean
adalah salah satu finalis Indonesian Idol.
(Kesimpulan) Sean memiliki suara yang bagus.
1.
Silogisme Hipotesis
Argument yang premis mayornya berupa
proposisi hipotesis sedangkan premis minornya adalah proposisi kategorik yang
menetapkan atau mengingkari term antecendent atau term konsekwen premis
mayornya . Sebenarnya silogisme hipotesis tidak memiliki premis mayor maupun
premis minor karena kita ketahui premis mayor itu mengandung term predikat pada
konklusi, sedangkan premis minor itu mengandung term subyek pada konklusi.
a) Silogisme hipotesis yang premis
minornya mengakui bagian antecedent, seperti:
Jika hujan , saya naik becak
Sekarang Hujan .
Jadi saya naik becak.
b) Silogisme hipotesis yang premis
minornya mengakui bagian konsekwensinya, seperti :
Bila hujan, bumi akan basah
Sekarang bumi telah basah .
Jadi hujan telah turun
c) Silogisme hipotesis yang premis
Minornya mengingkari antecendent, seperti :
Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan
paksa , maka kegelisahan akan timbul .
Politik pemerintah tidak dilaksanakan dengan
paksa ,
Jadi kegelisahan tidak akan timbul
d) Silogisme hipotesis yang premis
minornya mengingkari bagian konsekwensinya , seperti:
Bila mahasiswa turun kejalanan , pihak
penguasa akan gelisah
Pihak penguasa tidak gelisah
Jadi mahasiswa tidak turun ke jalanan
Sumber :
0 Comments:
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)