Kamis, 05 Juni 2014

Ringkasan Novel Edensor



Sebuah kisah yang menempatkan mimpi sebagai semangat hidup. Mimpi yang bersayap dari satu mimpi ke mimpi yang lain yang menerbangkan semua mimpi sehingga hidup pun dengan mimpi yang dipijakan ke bumi. Inti mimpi yang indah yang dibalut dengan kerja keras yang tak pernah henti. Novel ini akan bermula dari hal yang terkesan tatkala dua tokoh utama, Ikal dan Arai bertemu dengan Weh yang menurutnya lelaki ajaib yang hidupnya hanya di laut dan menguasai segala rasi bintang sebagai petunjuk dan penentu arah perjalanan “maritim”nya. Weh merupakan lelaki yang sedikit misterius dan harus menanggung aib dalam seluruh fase hidupnya karena ia menderita burut sebagai implikasi dari ulah nenek moyangnya yang melangggar aturan/larangan agama.
Dari Weh-lah, Ikal belajar mengenai hakikat kehidupan seorang manusia yang hidup tak wajar dan diluar kebiasaan. Dari Weh, ia belajar mengenai membaca tanda-tanda alam (dan kearifannya) sehingga alam sampai kapanpun mau bersahabat dengan manusia. Dari Weh, berbagai rasi dan zodiak bintang dipelajari yang sangat bermanfaat dalam menentukan arah dan memprediksi datangnya ombak atau badai di lautan lepas. Sebuah pelajaran yang sangat berharga, yang sama sekali tak mungkin akan didapat dari pelajaran formal di sekolah.

Akhirnya, Zenit dan Nadir merupakan pesan terakhir Weh sebelum ajal menjemputnya. Pesan yang tak mungkin hilang dan lekang oleh terjangan zaman sampai kapanpun, sekalipun Weh kini jasadnya sudah tak bisa dipisahkan dari tanah.

Menjemput mimpi adalah satu perjuangan. mimpi yang diidam-idamkan Ikal dan Arai, lewat keinginan Pak Balia untuk bersekolah di Universiteit Sorbonne, Paris, yang akhirnya membawa mereka berdua menjelajahi benua Eropa (bahkan Afrika). Sebuah tawaran beasiswa bergengsi dari Uni Eropa tak disia-siakannya sehingga berangkatlah mereka untuk mengejar mimpinya. Menjalankan segala pesan dari ruang-ruang bawah sadarnya, mereplika dan merangkai berbagai keindahan dan harapan mengenai kehidupan penuh perjuangan yang mesti ditebus dengan bulir airmata, dan peluh keringat sampai nadir.

Universitas Sorbonne melambaikan tangannya kepada mereka breharap minta segera disingahi. Dan mimpi itu menjadi kenyataan, kawan. Ikal dan Arai bisa menempuh strata master di benua indah, surga peradaban, dan referensi pendidikan tinggi terbaik di dunia. Universitas Sorbonne yang telah melahirkan banyak begawan-begawan ekonomi dan sastra secara tak disangka-sangka bisa mereka singgahi, dan ajaibnya hanya dengan satu jalan: mimpi.

Iya, mimpi yang menjadi kenyataan. Mimpi yang akhirnya memberikannya pengalaman tak terkira karena bisa berteman dengan jenius-jenius dari negara dan benua lain. Dalam satu kelasnya, Ikal bisa bersama teman-teman dari berbagai negara seperti Kanada, India, Jerman, Belanda, AS, dsb. Sebuah hidup yang tak mudah tentunya, karena jika tak sungguh-sungguh dalam menyikapi hidup di rantau orang maka kesengsaraan dan kegagalan akan menjadi mimpi buruk setelah pencapain mimpi indah Ikal dan Arai mampu menginjakkan kaki di benua Eropa.

0 Comments:

Post a Comment



By :
Free Blog Templates