Minggu, 27 April 2014
Ekstrakurikuler
Sekolah
ari selaku pembina kerajinan anyaman bambu mengatakan, dengan tujuannya kepada
Dinas Pendidikan diharapakan ikut terlibat dalam pembinaan kerajinan anyaman
bambu. Diharapkan kerajinan anyaman bambu menjadi salah satu muatan lokal atau
semacam kegiatan ekstrakurikuler sekolah mulai dari tingkat SD hingga SMA.“Ini
harus menjadi fokus Dinas Pendidikan sebagai bentuk kepedulian terhadap hasil
budaya lokal Kota Bekasi .
Selain
meningkatakan kerajinan budaya lokal, juga untuk bisa mencintai produk lokal
khususnya untuk warga lokal termasuk warga Kota Bekasi sendiri. Disamping tujuan
ari selaku pembina kerajinan anyaman bambu tertuju pada Dinas Pendidikan untuk
meningkatkan kratifitas para siswa atau siswi untuk belajar berbisnis hasil
karyanya sendiri untuk masa kedepannya nanti.
Menurut
ari, jika hal tersebut berhasil, bukan tidak mungkin Dinas Pendidikan Kota
Bekasi bakal semakin kuat dan banyak dikenal sebagai kota pengrajin lokal yang
maju dan dampak itu bakal membantu untuk memajukan Kota Bekasi dalam
perencanaan pembangunan kinerja sebagai pengrajin anyaman bambu.
Cara Mudah Untuk Cepat Tidur
Tidur adalah proses yang penting bagi tubuh manusia.
tidur yang cukup selama 7-8 jam setiap malam akan sangat bermanfaat tidak hanya
untuk kesehatan, tetapi juga untuk menunjang penampilan anda sehari. Namun,
tidak semua orang bisa mendapatkan tidur cukup yang mereka butuhkan, karena
mereka memiliki masalah dengan tidur. Orang-orang ini merasa sangat sulit
tidur, bahkan ketika mereka merasa sangat lelah mereka masih sulit untuk
menutup mata mereka. Kondisi ini tentu sangat menjengkelkan bagi orang yang
mengalaminya.
Nah, jika anda adalah tipe orang yang menemukan kesulitan
dalam mendapatkan porsi tidur yang cukup, ada beberapa cara mudah dapat anda
ikuti untuk membantu anda cepat ngantuk dan langsung tidur di malam hari,
menurut Glamour.
Membuat tempat tidur nyaman
Metode ini merupakan salah satu trik yang bisa membuat
anda merasa nyaman ketika tidur. Sebuah studi baru-baru ini juga menemukan
bahwa orang yang membuat tempat tidur mereka nyaman setiap hari memiliki
presentase 19% lebih mungkin untuk tidur nyenyak. Mengubah seprei, bantal dan
membersihkan tempat tidur anda akan membuat anda merasa nyaman.
Setel suhu kamar
Seorang ahli ilmuwan dan tidur mengatakan suhu ruang yang
ideal yang dapat menyebabkan kantuk adalah sekitar 65 derajat. Tubuh
membutuhkan suhu yang cukup dingin untuk memicu rasa kantuk. Suhu yang terlalu
panas atau terlalu dingin akan membangunkan anda.
Gerakkan jari-jari kaki
Menggerakkan jari-jari kaki anda dapat merangsang rasa
kantuk. Cobalah lakukan berulang kali sebelum tidur. Dengan cara sederhana ini
tidak hanya membantu mengendurkan otot-otot kaki, tetapi juga membantu
memberikan rasa relaksasi untuk tubuh yang akan merangsang timbulnya rasa
kantuk.
Matikan ponsel anda
Mungkin ini tidak biasa, tapi ini cara sederhana dapat
membantu anda tidur lebih cepat. Satu jam sebelum tidur anda harus mematikan
semua perangkat elektronik di kamar anda, termasuk televisi, laptop dan ponsel.
Dan satu cara yang lebih sederhana adalah dengan mematikan lampu.
Catatan :
Karangan diatas termasuk karangan populer karena :
1. Ditulis berdasarkan fakta pribadi,
2. Fakta yang disimpulkan subyektif,
3. Gaya bahasa formal dan popular,
4. Mementingkan diri penulis,
5. Melebihkan-lebihkan sesuatu,
6. Usulan-usulan bersifat argumentatif, dan
7.
Bersifat persuasif.
Latar Belakang
Masalah
Latar Belakang
masalah adalah informasi yang tersusun sistematis berkenaan dengan fenomena dan
masalah problematik yang menarik untuk di teliti. Masalah terjadi saat harapan
idela akan sesuatu hal tidak sama dengan realita yang terjadi. Tidak semua
masalah adalah fenomena dan menarik. Masalah yang fenomenal adalah saat menajdi
perhatian banyak orang dan di bicirakan di berbagai kalangan di masyarakat.
Latar belakang
dimaksudkan untuk menjelaskan alasan mengapa masalah dalam penelitian ingin
diteliti, pentingnya permasalahan dan pendekatan yang digunakan untukan untuk
menyelesaikan masalah tersebut baik dari sisi teoritis dan praktis.
Latar belakang
penelitian berisi :
A. Alasana
rasional dan esensial yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
berdasarkan fakta-fakta, data, referensi dan temuan penelitian sebelumnya.
B. Gejala-gejala
kesenjangan yang terdapat dilapangan sebagai dasar pemikiran untuk memunculkan
permasalahan dan bagaimana penelitian mengisi ketimpangan yang ada berkaitan
dengan topik yang diteliti.
C. Kompleksitas
masalah jika masalah itu dibiarkan dan akan menimbulkan dampak yang
menyulitkan, menghambat, mengganggu bahkan mengancam.
D. Pendekatan
untuk mengatasi masalah dari sisi kebijakan dan teoritis
E. Penjelasan
singkat tentang kedudukan atau posisi masalah yang diteliti dalam ruang lingkup
bidang studi yang ditekuni peneliti.
Cara membuat latar
belakang masalah dengan langkah sebagai berikut :
A. Pada
bagian awal latar belakang adalah gambaran umum tentang masalah yang akan di
angkat. Dengan model piramid terbalik buat gambaran umum tentang masalah mulai
dari hal global sampai mengerucut fokus pada masalah inti, objek serta ruang
lingkup yang akan di teliti.
B. Pada
bagian tengah unkapkan fakta, fenomena, data-data dan pendapat ahli berkenaan
dengan pentingnya masalah dan efek negatifnya jika tidak segera di atasi dengan
di dukung juga teori dan penelitian terdahulu.
C. Bagian
akhir di isi dengan alternatif solusi yang bisa di tawarkan (teoritis dan
praktis) dan akhirnya munculah judul.
PERUMUSAN DAN
PEMBATASAN MASALAH
Setelah ditemukan apa
yang menjadi fokus masalah, lalu diadakan perumusan masalah. Perumusan masalah
merupakan pemetaan variabel-variabel yang terkait dengan fokus masalah. Tidak
semua variabel hasil identifikasi dari masalah melatarbelakangi atau terkait dengan
fokus masalah, maka perlu diadakan pembatasan masalah.
Dalam merumuskan masalah penelitian
ada 3 aspek yang perlu diperhatikan yaitu:
1) Substansi/isi
masalah: harus berbobot dan orisinil. Berbobot artinya mempunyai nilai kegunaan
walaupun tidak ada kriteria yang jelas, tetapi setidak-tidaknya dapat didekati
dengan melihat kemanfaatan atau kegunaannya pada tiga hal yaitu apakah terjawabnya
permasalahan, penelitian akan mempunyai nilai kegunaan teoritik, metodologi dan
aplikatif. Orisinil artinya belum terjawab oleh teori maupun penelitian yang
pernah dilakukan. Bila penelitian itu merupakan penelitian ‘replikasi’ dari
penelitian yang sama tetapi dilakukan di tempat lain orisinilitas tetap ada
karena menyangkut daerah tempat dilakukannya penelitian yang berbeda.
2) Formulasi rumusan
masalah: ada 2 hal penting yang harus diperhatikan yaitu: pertama rumusan
masalah hendaknya diajukan dalam bentuk kalimat pertanyaan yang mengandung
setengah jawaban, diajukan dengan jelas, tajam dan akurat menyangkut inti
masalah yang dikehendaki. Kedua rumusan yang dibuat mempermasalahkan hubungan
antara dua variabel atau lebih.
3) Teknis: dalam hal
ini perlu diperhatiakan kelayakan penelitian artinya apakah permasalahan yang
telah dirumuskan dapat dijawab secara empirik dengan penelitian yang akan
dilakukan.
Tujuan Penelitian
Bagian ini mengemukakan tujuan yang ingin dicapai melalui proses penelitian.
Tujuan penelitian harus jelas dan tegas. Tujuan penelitian adalah suatu
indikasi kerah mana, atau data (informasi) apa yang akan dicapai melalui
penelitian itu. Tujuan penelitian dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang
konkret dapat diamati (observable) dan dapat diukur (measurable).
Misal :
A. Memperoleh
informasi (data) tentang jumlah pemeriksaan ibu-ibu hamil di kecamatan “X”
selama kehamilan.
B. Memperoleh
informasi tentang hubungan antara frekuensi pemeriksaan kehamilan dengan BBLR
Tujuan penelitian dapat dibagi menjadi :
a. Tujuan umum
Tujuan umum merupakan
tujuan penelitian secara keseluruhan yang ingin dicapai melalui penelitian.
b. Tujuan khusus
Tujuan khusus
merupakan penjabaran atau pentahapan tujuan umum, sifatnya lebih operasional
dan spesifik. Bila semua tujuan khusus tercapai, maka tujuan umum penelitian
juga terpenuhi. Kata-kata operasional dalam tujuan khusus adalah : mengukur,
mengidentifikasi, menganalisa, membandingkan, menilai, mengetahui, dll.
Contoh :
Tujuan umum :
Mengetahui hubungan antara kualitas fisik sarana air bersih yang digunakan
dengan terjadinya diare di wilayah Kota Samarinda.
Tujuan Khusus :
A. Mengetahui
jenis sarana air bersih yang digunakan oleh masyarakat kota Samarinda
B. Mengetahui
kondisi/kualitas fisik sarana air bersih yang digunakan oleh masyarakat
Samarinda
C. Mengetahui
hubungan antara kualitas fisik sarana air bersih dengan kualitas air yang
digunakan oleh masyarakat Samarinda.
D. Mengetahui
hubungan antara kualitas fisik sarana air bersih dengan kejadian diare
masyarakat Samarinda
Apabila tujuan umum suatu penelitian sudah spesifik maka tidak perlu
diuraikan kedalam tujuan khusus, maka tidak perlu adanya tujuan umum dan tujuan
khusus, cukup dibuat “tujuan penelitian” saja. Teknik penulisan tujuan dirumuskan
dengan kalimat pasif karena tujuan merupakan pernyataan kondisi yang akan
dicapai.
Manfaat Penelitian
Bagian ini berisikan uraian tentang temuan baru yang dihasilkan dan manfaat
temuan penelitian tersebut bagi perkembangan ilmu pengetahuan yang dapat
dimanfaatkan oleh ilmuan lain untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, tekhnologi
dan seni (IPTEKS).
Contoh :
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan masukan dalam rangka
meningkatkan upaya-upaya pencegahan penyakit diare khususnya di wilayah kota
Samarinda
Hasil penelitian ini dapat diharapkan dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan kesehatan masyarakat khususnya dibidang sanitasi lingkungan.
Hipotesis
Hipotesis atau hipotesa adalah
jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih
harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan
jawaban sementara terhadap masalah yang kan diteliti. Hipotesis menjadi teruji
apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut. Dalam
upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan
atau menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang telah teruji
kebenarannya disebut teori. Ada dua bentuk hipotesis yaitu:
1. Hipotesis
Penelitian; dirumuskan secara naratif berdasarkan kerangka berpikir penelitian
& landasan teori yang telah dipilih
a. Dirumuskan
dalam bentuk kalimat pernyataan
b. Tanpa
kata diduga
c. Sudah
mengarah (bagaimana bentuk perbedaan atau hubungan yang dipermasalahkan)
d. Banyaknya
sesuai dengan kerangka berpikir dan rumusan masalah
2. Hipotesis
Statistik; dirumuskan secara matematis dalam bentuk dua kalimat matematika ]
a. H0:
hipotesis nol (null hypothesis); hypothesis of no difference (tanda=)
H1: hipotesis alternatif; lawan H0
(tanda≠, > atau <)
b. Untuk
uji perbedaan
1)
frekuensi;
H0
: ƒ0 = ƒe
H1
: ƒ0 ≠ƒe
2)
mean;
H0
: µ1 = µ2
H1
: µ1 > µ2
3)
varians;
H0
: ơ21 = ơ22
H1
: ơ21 ≠ ơ22
Untuk uji hubungan
1)
Sederhana
H0
: ρxy
= 0
H1
: ρxy
≠ 0
2)
Multipel
H0
: ρy.12
= 0
H1
: ρy.12
> 0
3)
Kasual
H0
: ρij
≤ 0,05
H1
: ρij
> 0,05
Kajian Pustaka
Kajian pustaka dan
kerangka teori merupakan kerangka acuhan yang disusun berdasarkan kajian
berbagai aspek, baik secara teoritis maupun empiris yang menumbuhkan gagasan
dan mendasari usulan penelitian tindakan kelas. Dasar-dasar usulan penelitian
tindakan kelas tersebut dapat berasal dari temuan dan hasil penelitian
terdahulu yang terkait dan mendukung pilihan tindakan untuk mengatasi
permasalahan penelitian tindakan kelas. Ary (1983 ) mengatakan bahwa sangat
penting bagi peneliti untuk mencari hasil penelitian terdahulu yang cocok
dengan bidang yang diteliti sebagai dasar pendukung pilihan.
Dalam pembahasan
kajian pustaka dan kerangka teori perlu diungkapkan kerangka acuhan
komprehensif mengenai konsep, prinsip, atau teori yang digunakan sebagai
landasan dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Uraian dalam kajian pustaka
diharapkan menjadi landasan teoritik mengapa masalah yang dihadapi dalam
penelitian tindakan kelas perlu dipecahkan dengan strategi yang dipilih. Kajian
teoritik mengenai prosedur yang akan dipakai dalam pengembangan juga
dikemukakan.
Kajian pustaka dan
kerangka teori dipaparkan dengan maksud untuk memberikan gambaran tentang
kaitan upaya pengembangan dengan upaya-upaya lain yang mungkin sudah pernah
dilakukan para ahli untuk mendekati permasalahan yang sama atau relatif sama.
Dengan demikian pengembangan yang dilakukan memiliki landasan empiris yang
kuat. (UM, 2005). Fungsi dari kajian pustaka yaitu:
1. Mengetahui
sejarah masalah penelitian,
2. Membantu
memilih prosedur penyelesaiaan masalah penelitian,
3. Memahami
latar belakang teori masalah penelitian,
4. Mengetahui
manfaat penelitian sebelumnya,
5. Menghindari
terjadinya duplikasi penelitian,
6. Memberikan
pembenaran alasan pemilihan masalah penelitian.
Pembuatan kajian
pustaka sebaiknya mengikuti langkah awal, sebagai berikut :
1. Mencari
informasi ke perpustakaan atau internet.
2. Menyiapkan
butir-butir yang perlu dalam mencatat informasi dari pustaka, meliputi
kelengkapan sumber informasi, kriteria informasi, cara mencatat sumber informsi
dari internet, dan sebagainya.
3. Menyiapkan
kartu atau buku untuk mengumpulkan informasi yang relevan.
4. Menyiapkan
sistematika pengumpulan informasi.
Metodologi
Penelitian
Sumber Data
Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari
tangan pertama), sementara data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti
dari sumber yang sudah ada.
Contoh data primer adalah data yang diperoleh dari responden
melalui kuesioner, kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara
peneliti dengan nara sumber. Contoh data sekunder misalnya catatan atau
dokumentasi perusahaan berupa absensi, gaji, laporan keuangan publikasi
perusahaan, laporan pemerintah, data yang diperoleh dari majalah, dan lain
sebagainya.
Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor
penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara
mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan.
Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh.
Apakah data diperoleh dari sumber langsung (data primer) atau data diperoleh
dari sumber tidak langsung (data sekunder).
Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang
dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat
diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes,
dkoumentasi dan sebagainya.
Sedangkan Instrumen Pengumpul Data merupakan alat yang
digunakan untuk mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka instrumen
dapat berupa lembar cek list, kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman
wawancara, camera photo dan lainnya. Adapun tiga teknik pengumpulan data yang
biasa digunakan adalah:
1. Angket
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan
seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan
responden untuk dijawabnya. Meskipun terlihat mudah, teknik pengumpulan data
melalui angket cukup sulit dilakukan jika respondennya cukup besar dan tersebar
di berbagai wilayah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan
angket menurut Uma Sekaran (dalam Sugiyono, 2007:163) terkait dengan prinsip
penulisan angket, prinsip pengukuran dan penampilan fisik.
2. Observasi
Salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur
sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk
merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan
bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja,
gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.
3. Wawancara
Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan
tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber
atau sumber data.
Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya hanya
dilakukan sebagai studi pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara
pada 1000 responden, sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara dapat
diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian kualitatif).
Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Wawancara
terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi yang
ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara
sistematis. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti
tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan diajukan
secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin digali
dari responden.
Metode Analisis
Data
Metode analisis data
ini terbagi menjadi dua yaitu metode analisis kuantitatif dan metode analisis
kualitatif (Silalahi, 2006:304). Analisis kuantitatif ini menggunakan data
statistik dan dapat dilakukan dengan cepat, sementara analisis kualitatif ini
digunakan untuk data kualitatif yang data yang digunakannya adalah berupa
catatan-catatan yang biasanya cenderung banyak dan menumpuk sehingga
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat menganalisisnya secara saksama
(Silalahi, 2006:305).
Metode kuantitatif
ini menggunakan statistik sebagai alat analisis datanya (Silalahi, 2006:305)
Statistik ini diartikan sebagai metode pengetahuan yang berhubungan dengan
cara-cara penafsiran dan penarikan kesimpulan berdasarkan kumpulan data yang
telah diperoleh sebelumnya melalui observasi dan penganalisaan yang dilakukan
melalui aturan-aturan dan prosedur-prosedur tertentu. Fungsi utama dari
statistik adalah memanipulasikan dan meringkaskan data yang berupa angka serta
membandingkan hasil yang diperoleh dengan kebetulan-kebetulan yang telah
diperkirakan. Analisis data kuantitatif dan statistik ini mampu
memperlihatkan hasil-hasil pengukuran yang cermat karena perhitungannya yang
matematis. Namun kemudian hal ini tidak berarti bahwa kecermatan tersebut
merupakan jaminan dalam keabsahannya atau validitasnya.
Dalam statistik ini
terdapat pilihan uji statistik dimana data ini dapat dipilah-pilah berdasarkan
tujuan penelitiannya (Silalahi, 2006:306). Jika penelitiannya bertujuan untuk
mengetahui status dan mendeskripsikan suatu fenomena berdasarkan data yang
terkumpul, maka analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif
sehingga tabel yang nantinya disusun hanyalah memuat satu variabel pengamatan
saja. Sementara itu, jika penelitiannya bertujuan agar dapat mengetahui hubungan
antara dua fenomena baik asosiasi sejajar ataupn hubungan kausal maka bentuk
analisis datanya adalah analisis korelasional dan tabel yang digunakan ini akan
memuat dua atau lebih variabel pengamatan yang disusun dalam satu tabel yang
juga disebut sebagai tabel silang.
Kemudian, pilihan
penggunaan uji statistik ini ditentukan oleh tujuan penelitian, tipe hipotesis
dan tingkat data (Silalahi, 2006:307). Pertama, berdasarkan tujuan
penelitiannya, pilihan metode statistik yang digunakan dapat untuk tujuan
deskripsi dan inferensi. Lalu, jika berdasarkan tingkat data, yakni data bisa
saja berbentuk nominal, ordinal dan interval atau rasio; atau kualitatif dan
kuantitatif, disktrit atau kontinu. Ketiga adalah berdasarkan tipe hipotesis,
dimana tipe hipotesis dalam penelitian sosial ini dapat dibedakan menjadi dua
yaitu hipotesis perbedaan, baik hipotesis perbedaan antara sampal maupun antara
variabel dan hipotesis asosiasi antara variabel. Tiap-tiap tipe hipotesis ini
menggunakan uji statistik tertentu.
Analisis dalam
statistik ini terbagi menjadi dua yaitu statistik deskriptif dan statistik
inferensial (Silalahi, 2006:308). Statistik deskriptif adalah prosedur-prosedur
dalam mengorganisasikan dan menyajikan informasi dalam bentuk yang dapat
digunakan dan dapat lebih dimengerti. Statistik deskriptif ini digunakan ketika
penelitian itu bertujuan untuk memaparkan data hasil penelitian. Dalam metode
kuantitatif ini, data yang sudah tersusun dalam tabel adalah dasar dalam
analisis deskriptif. Berikutnya adalah statistik inferensial yang merupakan
metode analisis yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur derajat hubungan
ataupun perbedaan antara dua variabel (Silalahi, 2006:309). Statistik
inferensial ini digunakan ketika penelitian bertujuan untuk menganalisis hubungan
antara variabel ataupun menguji hipotesis aosiasi (Silalahi, 2006:308).
Terdapat dua pilihan dalam penggunaan statistik inferensial yaitu analisis
statistik parametrik dan analisis statistik nonparametrik (Silalahi, 2006:309).
Statistik parametrik ini digunakan apabila sampel ditarik secara acak dan data
tersebar secara normal dan data hasil pengukurannya adalah interval, sementara
statistik nonparametrik digunakan ketika sebaran datanya bersifat normal
meskipun sampelnya ditarik secara acak dan data original nya
diperoleh melalui pengukuran nominal ataupun ordinal demi mendapatkan
kesimpulan yang sah (Silalahi, 2006:310).
Selain metode
analisis kuantitatif, terdapat pula metode analisis kualitatif. Analisis data
kualitatif ini dilakukan apabila data empiris yang digunakan adalah data
kualitatif yang berupa kata-kata dan tidak dapat dikategorisasikan (Silalahi,
2006:311). Menurut Miles dan Huberman dalam Silalahi (2006:311), kegiatan
analisis kualitatif ini terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara
bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau
klarifikasi. Dalam reduksi data ini terdapat proses pemilihan, penyederhanaan,
pengabstraksian dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan
tertulis yang ada di lapangan. Reduksi data ini merupakan suatu bentuk analisis
yang digunakan dalam rangka untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,
membuang yang tidak perlu serta mengorganisasikan data sehingga nantinya
kesimpulan dapat ditarik secara tepat dan diverifikasi (Silalahi, 2006:312).
Selanjutnya dalam
analisis data kualitatif adalah penyajian data dimana ini berarti sebagai
sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan akan adanya
penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan tertentu (Silalahi, 2006:312).
Penyajian data kualitatif ini dapat dilakukan dalam berbagai jenis matriks,
grafik, jaringan dan bagan, sehingga kemudian penganalisis dapat melihat apa
yang sedang terjadi dan kemudian dapat menentukan apakah menarik kesimpulan
sudah benar ataukah harus terus melakukan analisis demi mendapatkan kesimpulan
yang valid (Silalahi, 2006:313). Alur kegiatan yang ketiga dalam analisis data
kualitatif adalah menarik kesimpulan atau verifikasi. Menarik suatu kesimpulan
ini dilakukan oleh peneliti melalui data-data yang terkumpul dan kemudian
kesimpulan tersebut akan diverifikasi atau diuji kebenarannya dan validitasnya
(Silalahi, 2006:313).
Selain metode-metode
yang telah diutarakan diatas, menurut Blaxter, Hughes & Tight, terdapat
lima teknik mengelola data (2001:308-309). Pertama adalah pemberian kode dimana
proses memberikan kode pada data ini dapat bermanfaat dalam menyederhanakan dan
menstandarkan data. Kedua adalah pemberian anotasi yang berarti pengubahan
bahan-bahan tertulis dengan menambahkan catatan atau komentar, ketiga adalah
pemberian label yang biasanya dilakukan pada pernyataan dengan kata-kata yang
signifikan. Keempat adalah seleksi yang merupakan proses memilih item-item yang
menarik yang dapat mewakili argumentasi peneliti. Terakhir adalah rangkuman
yang merupakan ringkasan dari keseluruhan data
Sumber:
http://ucanseeme-dhelya.blogspot.com/2013/06/proposal.html
http://noorfuadi.blogspot.com/2011/12/cara-membuat-tujuan-manfaat-penelitian.html
teori perbedaan karangan ilmiah dan populer (TULISAN)
0 komentar Diposting oleh meliana herdiani di 22.00
perbedaan Karangan Ilmiah
dan Karangan Ilmiah Populer berdasarkan bahan, penyajian, sikap penulis serta
simpulan adalah sebagai berikut:
No
|
Perbedaan
|
Karangan Ilmiah
|
Karangan Ilmiah Populer
|
1
|
Bahan
|
Menyajikan fakta yang benar/ obyektif,
dapat dibuktikan.
|
Menyajikan fakta obyektif, bisa juga
fiktif.
|
2
|
Penyajian
|
Menggunakan bahasa baku (cermat, formal,
dan lugas), sistematis (sesuai dengan kerja ilmiah), dan metode ilmiah.
|
Menggunakan bahasa yang cermat, tidak
selalu formal tetapi tetap taat asas, disusun secara sistematis, tidak memuat
hipotesis.
|
3
|
Sikap Penulis
|
Jujur (tidak melebih-lebihkan atau
mengurangi sesuatu), objektif (tidak mengejar keuntungan pribadi).
|
Tidak memancing pertanyaan yang meragukan
perasaan pembaca agar seolah-olah mereka menghindari sendiri.
|
4
|
Simpulan
|
Berdasarkan fakta dan bukan emotif.
|
Membiarkan fakta berbicara sendiri,
sekalipun didahului dengan membimbing dan mendorong pembacanya untuk berpikir
aplikasinya.
|
;;
Subscribe to:
Postingan (Atom)