Sabtu, 02 November 2013

kalimat efektif



Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan  untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti gagasan yang ada pada pikiran pembicara atau penulis. Kalimat dikatakan efektif jika bisa menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud dari yang berbicara atau bentuk tulisan.
Kalimat efektif adalah kalimat yang terdiri atas kata-kata yang mempunyai unsur SPOK atau kalimat yang mempunyai ide atau gagasan pembicara atau penulis.

Kalimat efektif syarat-syarat sebagai berikut:
1.secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2.mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembacadengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.

Syarat Kalimat Efektif :

Ø  Kesatuan

Ø  Ketepatan

Ø  Kepaduan

Ø  Kehematan

Ø  Keparalelan

Ø  Kelogisan

Ø Kecermatan dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata
 

1. Kesatuan

Terdapat satu ide pokok dalam kalimat.
Contoh kalimat yang tidak jelas kesatuan gagasannya:
Ø  Dalam pembangunan sangat berkaitan dengan stabilitas politik. (memakai kata depan yang salah sehingga gagasan kalimat menjadi kacau)
Contoh kalimat yang jelas kesatuan gagasannya :
Ø  Pembangunan sangat berkaitan dengan stabilitas politik..
2.    
      2. Kepaduan (Koherensi)
 Hubungan yang padu antara unsur-unsur pembentuk kalimat (kata, frasa, klausa serta tanda baca yang membentuk S-P-O-Pel-Ket dalam kalimat.
Contoh kalimat yang tidak koheren :
Ø  Saya punya rumah baru saja diperbaiki.
Contoh kalimat yang koheren :
Ø  Rumah saya baru saja diperbaiki.

      3. Keparalelan (Kesejajaran)
Keparalelan atau kesejajaran adalah terdapatnya unsur-unsur yang sama derajatnya, sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalam kalimat.
Contoh paralelisme yang salah.
Ø  Kegiatan di perpustakaan meliputi pembelian buku, membuat katalog, dan buku-buku diberi label.
Contoh Paralelisme yang benar.
Ø  Kegiatan di perpustakaan meliputi pembelian buku, pembuatan katalog, dan pelabelan buku.

      4. Penekanan
Suatu perlakuan  khusus menonjolkan bagian kalimat sehingga berpengaruh terhadap makna kalimat secara keseluruhan.
Cara yang dipakai untuk memberi penekanan:
Ø  Meletakkan kata yang ditonjolkan di depan
Ø  Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Ø  Melakukan pengontrasan kata kunci.
Ø   Menggunakan partikel/penegas.
Contoh:
Ø  Pada bulan Desember kita ujian akhir semester (bukan bulan November)
Ø  Saudara-saudara, kita tidak suka dibohongi, kita tidak suka ditipu, kita tidak suka dibodohi.
Ø  Penduduk desa itu tidak menghendaki bantuan yang bersifat sementara, tetapi bantuan yang bersifat permanen.
Ø  Andalah yang bertanggung jawab menyelesaikan masalah ini.

K    5. kehematan
Kehematan adalah menghindari pemakaian kata yang tidak perlu ( tidak memakai kata-kata yang mubazir, tidak mengulang subyek, tidak menjamakkan kata yang memang sudah berbentuk jamak)
Contoh kalimat yang tidak hemat:
Ø  Saya melihat dengan mata kepala saya sendiri bahwa mahasiswa itu belajar seharian dari pagi sampai petang.
Contoh kalimat yang hemat:
Ø  Saya melihat sendiri mahasiswa itu belajar seharian.


6. Kecermatan dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata
Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan tafsiran ganda)
Contoh:
Mahasiswi perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (tidak efektif)
Mahasiswi yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah. (efektif)


Contoh kalimat efektif :

Kalimat yang belum efektif
a.      Mereka menyelesaikan secara baik dan memuaskan serta dengan amat sangat meyakinkan semua tugas dalam waktu dua jam.
b.      Saudara-saudara yang saya hormati, siapa lagi yang mau memikirkan nasib mereka kalau bukan kita-kita yang hadir sekarang?
c.      Pemerintah akan membangun sebuah jembatan yang mana jembatan itu dapat menghubungkan kedua daerah itu.

Kalimat yang efektif
a.  Mereka menyelesaikan semua tugas dengan memuaskan dalam dua jam.
b.      Saudara-saudara yang saya hormati, siapa lagi yang mau memikirkan nasib mereka kalau bukan kita yang hadir sekarang?
c.      Pemerintah akan membangun sebuah jembatan yang dapat menghubungkan kedua daerah itu

alinea



Alinea atau biasa disebut Paragraf adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Paragraf dikenal juga dengan nama lain alinea. Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama masuk ke dalam (geser ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi. Demikian pula dengan paragraf berikutnya mengikuti penyajian seperti paragraf pertama.

Syarat Alinea :
1. KESATUAN = Yang dimaksud kesatuan adalah tiap paragraph hanya mengandung satu pokok pikiran yang diwujudkan dalam kalimat utama. Hal ini terbagi atas dua , yaitu paragraf deduktif , yang merupakan kalimat utama diletakkan di awal paragraf sedangkan paragraf deduktif adalah kalimat utama diletakkan di akhir paragraf.

2. KOHERENSI = Setiap paragraf harus merupakan suatu kumpulan kalimat yang saling berhubungan secara padu, tidak berdiri sendiri atau terlepas satu dengan yang lainnya

3. HUBUNGAN ANTAR KALIMAT = Seperti yang terdapat pada uraian di atas, kalimat-kalimat pembentuk alinea harus mengandung informasi yang saling berkaitan dengan kalimat lain. Hubungan antar kalimat dalam alinea bisaditandai dengan berbagai dengan penanda hubungan. Sifat hubungan tersebut bias bersifat :
a. Eksplisit
1. Kata ganti tunjuk. Contoh : Saya ingin punya sepeda. Barang itu sudah lama kuimpikan.
2. Kata ganti orang. Contoh : Saya membenci Tika. Ia sangat egois.
3. Kata perngkaiContoh : Ibu tidak berangkat. Padahal beliau harus memimpin rapat.

b. Implisit
Contoh : Saya suka makan tape, saudara-saudara saya suka makan durian. Disamping keterangan tentang sarana penghubung antarkalimat di atas, di bawah ini akan disampaikan contoh makna hubungan antara lain :
1. Hubungan perlawanan : Walaupun hidupnya sengsara, mereka tetap tabah.
2. Hubungan perbandingan : Hidupnya hanya untuk burung seolah-olah tak ada yang bisa memalingkannya dari sangkar burung di rumahnya.

4. POLA PENGEMBANGAN ALINEA = Berdasarkan letak kalimat utamanya, alinea terbagi menjadi :
a. Alinea deduktif : Kalimat utamanya terdapat pada bagian awal kalimat
b. Alinea induktif : Kalimat utamanya terdapat pada bagian akhir kalimat
c. Alinea campuran : Kalimat utamanya terletak di awal dan ditegaskan kembali pada bagian akhir
d. Alinea diskriptif : Kalimat utama yang tersirat pada seluruh kalimat di paragraph tersebut.


Di setiap paragraf harus memuat dua bagian penting, yakni :
1. Kalimat Pokok (KALIMAT UTAMA)
Biasanya diletakkan pada awal paragraf, tetapi bisa juga diletakkan pada bagian tengah maupun akhir paragraf. Kalimat pokok adalah kalimat yang inti dari ide atau gagasan dari sebuah paragraf. Biasanya berisi suatu pernyataan yang nantinya akan dijelaskan lebih lanjut oleh kalimat lainnya dalam bentuk kalimat penjelas.

2. Kalimat Penjelas (KALIMAT PENJELAS)
Kalimat penjelas adalah kalimat yang memberikan penjelasan tambahan atau detail rincian dari kalimat pokok suatu paragraf.


MACAM-MACAM PARAGRAF

1. NARASI
Paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian yang didalamya terdapat alur cerita, setting, tokoh dan konflik tetapi tidak memiliki kalimat utama.
Contoh:
Jam istirahat. Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan,mengernyitakan kening,tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali,seakan diruang perpustakaan hanya ada dia.

2. DESKRIPSI
Paragraf deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan sesuatu dengan jelas dan terperinci. Paragraf deskrispi bertujuan melukiskan atau memberikan gambaran terhadap sesuatu dengan sejelas-jelasnya sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar, membaca, atau merasakan hal yang dideskripsikan.
Contoh:
Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin gencar memuji gadis yang mempesona di hadapanya. Ya, karena memang gadis didepannya itu sangat cantik. Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut dan begitu dalam, memberikan pijar mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang bersih, dagu lancip yang menawan,serta bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna.

3. ARGUMENTASI
Paragraf Argumentasi adalah paragraf atau karangan yang membuktikan kebenaran tentang sesuatu. Untuk memperkuat ide atau pendapatnya penulis wacana argumetasi menyertakan data-data pendukung. Tujuannya, pembaca menjadi yakin atas kebenaran yang disampaikan penulis.
Contoh:
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.

4. PERSUASI
Paragraph persuasi adalahjenis paragraf yang mengungkapkan ide,gagasan,atau pendapat penulis dengan disertai bukti dan fakta (benar-benar terjadi).
Contoh:
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencintai.

5. EKSPOSISI
Paragraf eksposisi adalah karangan yang menyajikan sejumlah pengetahuan atau informasi. Tujuannya, pembaca mendapat pengetahuan atau informasi yang sejelas – jelasnya.
Contoh:
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat.

kalimat turunan

KALIMAT TURUNAN



Secara umum, pembentukan kata turunan dengan imbuhan mengikuti aturan penulisan kata yang ada di bagian sebelumnya. Berikut adalah beberapa informasi tambahan untuk melengkapi aturan tersebut

Kalimat Turunan
Ciri-ciri dari kalimat turunan:
·  Bersusun / majemuk.
· Tidak sempurna, elips.
· Berbentuk pertanyaan atau perintah.
· Bersifat medial, pasif dan negati

Kalimat Menurut Jumlah Klausanya

Menurut jumlah klausa pembentuknya, kalimat dapat dibedakan atas dua macam, yaitu kalimat tunggal, kalimat majemuk atau kalimat turunan.

Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal adalah kalimat yang mempunyai satu klausa. Karena klausanya yang tunggal maka dinamai kalimat tunggal. Hal itu juga berarti hanya ada satu P(predikat) di dalam kalimat tunggal. Seperti telah dijelaskan, unsur S dan P adalah penanda klausa. S dan p selalu wajib dalam setiap kalimat.

Adapun O, Pel, dan Ket sifatnya tidak wajib hadir di dalam kalimat, termasuk dalam kalimat tunggal. Kehadiran O, Pel, Ket bergantung pada P. Jika P masih perlu dilengkapi, barulah unsur yang melengkapi itu dihadirkan.

Contoh :

    Kami mahasiswa Indonesia.
    Jawaban anak pintar itu sangat tepat.
    Mobil orang kaya itu ada delapan.

Kalimat tunggal dapt dilengkapi atau diperluas dengan menambah satu unsur O, Pel, dan Ket. Jadi kalimat tunggal tidak harus berupa kalimat pendek.

Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat yang merupakan gabungan dua atau lebih kalimat tunggal. Hal itu berarti dalam kalimat majemuk terdapat lebih dari satu klausa.

Perhatikan contoh diberikut ini.

v  Seorang manajer harus mempunyai wawasan yang luas dan

S                        P1                           O1

harus menjunjung tinggi etika profesi .

            P2                               O2

v  Anak-anak bermain layang-layang di halaman kampus ketika

S1               P1               O1                     Ket

para dosen, karyawan, dan mahasiswa menikmati hari libur .

S2                                    P2            O2

Contoh yang pertama disebut kalimat majemuk setara karena mempunyai dua klausa yang setara/sejajar. Penanda yang memisahkan klausa dalam kalimat majemuk setara antara lain konjungsi dan. Contoh yang kedua disebut kalimat majemuk bertingkat karena klausa yang kedua merupakan perluasan dari klausa pertama. Penanda yang memisahkannya adalah konjungtor ketika.

Kalimat Majemuk Setara


Kalimat majemuk setara mempunyai ciri :

 Dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal
 Kedudukan tiap kalimat sederajat

Penghubung  Klausa dalam Kalimat Majemuk Setara

Jenis Hubungan
   

Fungsi
   

Kata Penghubung
penjumlahan     menyatakan penjumlahan atau gabungan kegiatan, keadaan, peristiwa, dan proses     dan, serta, baik, maupun
pertentangan     menyatakan bahwa hal yang dinyatakan dalam klausa pertama bertentangan dengan klausa kedua     tetapi, sedangkan, bukannya, melainkan
Pemilihan     menyatakan pilihan di antara dua kemungkinan     Atau
Perurutan     menyatakan kejadian yang berurutan     lalu, kemudian

Contoh kalimat majemuk setara :


    Erni mengonsep surat itu dan Rini mengetiknya.
    Muridnya kaya, tetapi ia sendiri miskin.
    Engkau tinggal disini, atau ikut dengan saya.
    Ia memarkir mobilnya di lantai 3, lalu naik lift ke lantai 7.

Kalimat Majemuk Bertingkat

Konstruksi kalimat majemuk bertingkat berbeda dengan kalimat majemuk setara. Perbedaannya terletak pada derajat klausa pembentuknya yang tidak setara karena klausa kedua merupakan perluasan dari klausa pertama. Karena itu, konjungtur kalimat majemuk bertingkat juga berbeda dengan konjungtur kalimat majemuk setara.

Penghubung Klausa dalam Kalimat Majemuk Bertingkat

Jenis

Hubungan
   

Kata Penghubung
a. waktu     sejak, sedari, sewaktu, sementara, seraya, setelah, sambil, sehabis, sebelum, ketika, tatkala, hingga, sampai
b. syarat     jika(lau), seandainya, andaikata, andaikan, asalkan, kalau, apabila, bilamana, manakala
c. tujuan     agar, supaya, untuk, biar


d. konsesif     walau(pun), meski(pun), sekali(pun), biar(pun), kendati(pun), sungguh(pun)


e. pembandingan     seperti, bagaikan, laksana, sebagaimana, daripada, alih-alih, ibarat
f. sebab/alasan     sebab, karena
g. akibat/hasil     sehingga, sampai-sampai, maka
h. cara/alat     dengan, tanpa
i. kemiripan     seolah-olah, seakan-akan
j. kenyataan     Padahal, nyatanya
k. penjelasan/ kelengkapan     bahwa

Contoh kalimat majemuk bertingkat:
 Dia datang ketika kami sedang rapat.
 Lalu lintas akan teratur andaikata pemakai jalan berdisiplin tinggi.
 Anda harus bekerja keras agar berhasil.
 Semangat belajarnya tetap tinggi walaupun usianya sudah lanjut.
 Aku memahaminya sebagaimana ia memahamiku.

;;

By :
Free Blog Templates