Selasa, 18 Maret 2014
KONSEP PENALARAN ILMIAH DAN KAITANNYA DENGAN PENULISAN ILMIAH(BAHASA INDONESIA 2: TULISAN 2)
0 komentar Diposting oleh meliana herdiani di 04.39
Penalaran
Penalaran
adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan
empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan
pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi-proposisi yang sejenis,
berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang
menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses
inilah yang disebut menalar.
Ciri-ciri
Penalaran :
Adanya
suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika (penalaran merupakan
suatu proses berpikir logis).
Sifat
analitik dari proses berpikir. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu
kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu. Perasaan intuisi
merupakan cara berpikir secara analitik.
Cara
berpikir masyarakat dapat dibagi menjadi 2, yaitu : Analitik dan Non analitik.
Sedangkan jika ditinjau dari hakekat usahanya, dapat dibedakan menjadi : Usaha
aktif manusia dan apa yang diberikan.
Penalaran
Ilmiah sendiri dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
Deduktif
yang berujung pada rasionalisme
Induktif
yang berujung pada empirisme
Logika
merupakan suatu kegiatan pengkajian untuk berpikir secara shahih
Contoh
:
Ketika
seorang pengemis berkata :”kasihanilah saya orang biasa”. Itu merupakan suatu
ungkapan yang tidak logis.
Ketika
seorang peneliti mencari penyebab mengapa orang mabuk? Ada 3 peristiwa yang
ditemuinya
ada
orang yang mencampur air dengan brendi dan itu menyebabkan dia mabuk
ada
yang mencampur air dengan tuak kemudian dia mabuk
ada
lagi yang mencampur air dengan whiski kemudian akhirnya dia mabuk juga
A
. Penalaran deduktif (rasionalisme)
Penalaran
Deduktif adalah cara berfikir yang bertolak dari pernyataan yang bersifat umum untuk menarik kesimpulan yang
bersifat khusus, dengan demikian kegiatan berfikir yang berlawanan dengan
induksi. Penarikan kesimpulan secara deduktif ini menggunakan pola berpikir
yang disebut silogisme. Silogisme terdiri atas dua pernyataan dan sebuah
kesimpulan. Kedua pernyataan itu disebut premis mayor dan premis minor.
Sedengkan kesimpulan diperoleh dengan penalaran deduktif dari kedua premis
tersebut. Misalnya: Misalnya; (1) Semua kendaraan bermesin menggunakan bahan
bakar bensin. (2) motor adalah kendaraan bermesin. Jadi dapat disimpulkan
”motor juga menggunakan bahan bakar bensin. Kesimpulan yang diambil dalam
penalaran deduktif ini hanya benar, bila kedua premis yang digunakan benar dan
cara menarik kesimpulannya juga benar. Jika salah satu saja dari ketiga hal ini
salah berarti kesimpulan yang diambil juga tidak benar.
Penalaran
deduktif merupakan salah satu cara berpikir logis dan analitis, berkat
pengamatan yang semakain sestimatis dan kritis, serta makin bertambahnya
pengetahuan yang diperoleh, lambar laun manusia berusaha menjawad masalah
dengan cara rasional dengan meninggalkan cara irasional atau mitos. Pemecahan
secara rasional berarti menggunakan rasio (daya pikir) dalam usaha memperoleh
pengetahuan yang benar. Faham yang mendasarkan rasio untuk memperoleh kebenaran
itu disebut faham rasionalisme. Dalam menyusun pengetahuan kaum rasionalis
sering menggunakan penalaran deduktif.
B
. Penalaran induktif (empirisme)
Penganut empirme mengembangkan pengetauan bedasarkan
pengalaman konkrit. Mereka menganggap bahwa pengetahuan yang benar adalah
pengetahuan yang diperoleh langsung dari pengalaman nyata. Penganut ini
menyusun pengetauan menggunakan penalaran induktif. Penalaran induktif adalah
cara berfikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat umum dari pengamatan atas
gejala-gejala yang bersifat khusus. Penalaran ini diawali dari kenyataan-kenyataan
yang bersifat khusus dan terbatas lalu diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum. Misalnya; dari pengamatan atas
logam besi, tembaga, alumunium dan sebagainya, jika dipanaskan akan mengembang
(bertambah panjang) dari sini dapat disimpulkan secara umum bahwa semua logam
jika dipanaskan akan bertambah panjang.
Pengertian
Penulisan Ilmiah
Penulisan
Ilmiah adalah karya tulis yang disusun oleh seorang penulis berdasarkan
hasil-hasil penelitian ilmiah yang telah dilakukannya. Dari definisi yang lain
dikatakan bahwa karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan
dipublikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah
dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika
keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Dari
pengertian tersebut secara awal kita dapat mengenal salah satu ciri khas karya
ilmiah adalah lewat bentuknya yakni tertulis, baik di buku, jurnal, majalah,
surat kabar, maupun yang tersebar di internet, di samping ciri lain yang mesti
dipenuhi dalam sebuah karya ilmiah.
Konsep
penalaran ilmiah dalam kaitannya dengan penulisan ilmiah
Penalaran
adalah suatu proses berpikir terhadap suatu yang diamati dengan menghasilkan
kesimpulan. Sedangkan, penulisan ilmiah merupakan suatu kegiatan penulisan
berdasarkan hasil penalaran penulis terhadap permasalahan sebuah ilmiah.
Daftar Pustaka
http://aryonelmessi.wordpress.com/2011/02/24/penulisan-ilmiah-2/
http://hadi27.wordpress.com/penalaran-dalam-penulisan-karya-ilmiah/
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/09/penalaran/
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://tisachan.blogspot.com/2012/11/logika-dan-penalaran-ilmiah.html
METODE ILMIAH DALAM MENJAWAB PERTANYAAN-PERTAYAAN ILMIAH(BAHASA INDONESIA 2:TULISAN 1)
0 komentar Diposting oleh meliana herdiani di 04.36
METODE
Metode berasal dari Bahasa Yunani methodos yang berarti cara atau
jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka, metode menyangkut masalah cara kerja
untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang
bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan, atau
bagaimana cara melakukan atau membuat sesuatu.
Metode ilmiah
Metode ilmiah dalam kamus Bahasa
Indonesia adalah cara yang sistematis untuk melaksanakan sesuatu. Metode ilmiah
suatu istilah kolektif yang menunjukkan kepada bermacam-macam proses dan
langkah-langkah yang dilalui oleh bermacam sains dalam perkembangannya. Metode
ilmiah merupakan suatu prosedur yang harus dilakukan untuk melakukan suatu
proyek ilmiah (science project).
Metode ilmiah adalah cara menerapkan
prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran.
Metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi.
Kriteria Metode ilmiah
Supaya suatu metode yang digunakan
dalam penelitian disebut metode ilmiah, maka metode tersebut harus mempunyai
kriteria sebagai berikut:
- Berdasarkan fakta
Keterangan-keterangan yang ingin
diperoleh dalam penelitian, baik yang akan dikumpulkan dan yang dianalisa
haruslah berdasarkan fakta-fakta yang nyata. Janganlah penemuan atau pembuktian
didasar-kan pada daya khayal, kira-kira, legenda-legenda atau kegiatan sejenis.
- Bebas dari prasangka
Metode ilmiah harus mempunyai sifat
bebas prasangka, bersih dan jauh dari pertimbangan subjektif. Menggunakan suatu
fakta haruslah dengan alasan dan bukti yang lengkap dan dengan pembuktian yang
objektif.
- Menggunakan prinsip-prinsip analisa
Dalam memahami serta member! arti
terhadap fenomena yang kompleks, harus digunakan prinsip analisa. Semua masalah
harus dicari sebab-musabab serta pemecahannya dengan menggunakan analisa yang
logis, Fakta yang mendukung tidaklah dibiarkan sebagaimana adanya atau hanya
dibuat deskripsinya saja. Tetapi semua kejadian harus dicari sebab-akibat
dengan menggunakan analisa yang tajam.
- Menggunakan hipotesa
Dalam metode ilmiah, peneliti harus
dituntun dalam proses berpikir dengan menggunakan analisa. Hipotesa harus ada
untuk mengonggokkan persoalan serta memadu jalan pikiran ke arah tujuan yang
ingin dicapai sehingga hasil yang ingin diperoleh akan mengenai sasaran dengan
tepat. Hipotesa merupakan pegangan yang khas dalam menuntun jalan pikiran
peneliti.
- Menggunakan ukuran objektif
Kerja penelitian dan analisa harus
dinyatakan dengan ukuran yang objektif. Ukuran tidak boleh dengan merasa-rasa
atau menuruti hati nurani. Pertimbangan-pertimbangan harus dibuat secara
objektif dan dengan menggunakan pikiran yang waras.
- Menggunakan teknik kuantifikasi
Dalam memperlakukan data ukuran
kuantitatif yang lazim harus digunakan, kecuali untuk artibut-artibut yang
tidak dapat dikuantifikasikan Ukuran-ukuran seperti ton, mm, per detik, ohm,
kilogram, dan sebagainya harus selalu digunakan Jauhi ukuran-ukuran seperti:
sejauh mata memandang, sehitam aspal, sejauh sebatang rokok, dan sebagai¬nya
Kuantifikasi yang termudah adalah dengan menggunakan ukuran nominal, ranking
dan rating
Langkah-Langkah Metode Ilmiah
Pelaksanaan penelitian dengan
menggunakan metode ilmiah harus mengikuti langkah-langkah tertentu. Marilah
lebih dahulu ditinjau langkah-langkah yang diambil oleh beberapa ahli dalam
mereka melaksanakan penelitian.
Dalam melaksanakan penelitian dengan
metode ilmiah. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:
Ø
Pemilihan bidang, topik atau judul penelitian.
Ø
Mengadakan survei lapangan untuk merumuskan masalah-malalah yang ingin
dipecahkan.
Ø
Membangun sebuah bibliografi.
Ø
Memformulasikan dan mendefinisikan masalah.
Ø
Membeda-bedakan dan membuat out-line dari unsur-unsur permasalahan.
Ø
Mengklasifikasikan unsur-unsur dalam masalah menurut hu-bungannya dengan data
atau bukti, baik langsung ataupun tidak langsung.
Ø
Menentukan data atau bukti mana yang dikehendaki sesuai dengan pokok-pokok
dasar dalam masalah.
Dalam melaksanakan penelitian secara
ilmiah. terdapat langkah-langkah sebagai berikut:
- Tentukan judul.
Judul dinyatakan secara singkat
- Pemilihan masalah.
Dalam pemilihan ini harus:
a)
Nyatakan apa yang disarankan oleh judul.
b)
Berikan alasan terhadap pemilihan tersebut. Nyatakan perlunya diselidiki
masalah menurut kepentingan umum.
c)
Sebutkan ruang lingkup penelitian. Secara singkat jelaskan materi. situasi dan
hal-hal lain yang menyangkut bidang yang akan diteliti.
- Pemecahan masalah.
Dalam memecahkan masalah harus
diikuti hal-hal berikut:
a)
Analisa harus logis. Aturlah bukti dalam bentuk yang sistematis dan logis.
Demikian juga halnya unsur-unsur yang dapat memecahkan masalah.
b)
Prosedur penelitian yang digunakan harus dinyatakan secara singkat.
c)
Urutkan data, fakta dan keterangan-keterangan khas yang diperlukan.
- Kesimpulan
a)
Berikan kesimpulan dari hipotesa. nyatakan dua atau tiga kesimpulan yang mungkin
diperoleh.
b)
Berikan implikasi dari kesimpulan. Jelaskan bebernpa implikasi dari produk
hipotesa dengan memberikan beberapa inferensi.
- Berikan studi-studi sebelumnya yang pernah dikerjakan
yang berhubungan dengan masalah. Nyalakan kerja-kerja sebelumnya secara
singkat dan berikan referensi bibliografi yang mungkin ada manfaatnya
sebagai model dalam memecahkan masalah.
Metode ilmiah sekurang-kurangnya
dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
Ø
Merumuskan serta mendefinisikan masalah
langkah pertama dalam meneliti
adalah menetapkan masalah yang akan dipecahkan. Untuk menghilangkan
keragu-raguan. masalah tersebut didefinisikan secara jelas. Sampai ke mana luas
masalah yang akan dipecahkan Sebutkan beberapa kata kunci (key words) yang
terdapal dalam masalah.
Berikan definisi tentang usaha tani,
tentang mekanisasi, pada musim apa, dan sebagainya
Ø
Mengadakan studi kepustakaan
Setelah masalah dirumuskan, langkah
kedua yang dilakukan dalam mencari data yang tersedia yang pernah ditulis
peneliti sebelumnya yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin dipecahkan.
Kerja mencari bahan di perpustakaan merupakan hal yang tak dapat dihindarkan
olch seorang peneliti. Ada kalanya. perumusan masalah dan studi keputusan dapat
dikerjakan secara bersamaan.
Ø
Memformulasikan hipotesa
Setelah diperoleh infonnasi mengenai
hasil penelitian ahli lain yang ada sangkut-pautnya dengan masalah yang ingin
dipecahkan. maka tiba saatnya peneliti memformulasikan hipotesa-hipolesa unttik
penelitian. Hipotesa tidak lain dari kesimpulan sementara tentang hubunggan
sangkut-paut antarvariabel atau fenomena dalam penelitian. Hipotesa merupakan
kesimpulan tentatif yang diterima secara sementara sebelum diuji.
Ø
Menentukan model untuk menguji hipotesa
Setelah hipotesa-hipotesa
ditetapkan. kerja selanjutnya adalah merumuskan cara-cara untuk menguji
hipotesa tersebut. Pada ilmu-ilmu sosial yang telah lebih berkembang. scperti
ilmu ekonomi misalnva.
Ø
Mengumpulkan data
Peneliti memerlukan data untuk
menguji hipotesa. Data tersebut yang merupakan fakta yang digunakan untuk
menguji hipotesa perlu dikumpulkan. Bcrgantung dan masalah yang dipilih serta
metode pcnelitian yang akan digunakan. Teknik pengumpulan data akan
berbeda-beda. sebagai berikut:
- Metode Kuesioner (angket)
- Metode wawancara
- Metode Observasi
- Metode dokumentasi
Ø
Menyusun, Menganalisa, dan Menyusun interfensi
Setelah data terkumpul. peneliti
menyusun data untuk mengadakan analisa Sebelum analisa dilakukan. data tersebul
disusun lebih dahulu untuk mempermudah analisa. Penyusunan data dapat dalam
bentuk label ataupun membuat coding untuk analisa dengan komputer. Sesudah data
dianalisa. maka perlu diberikan tafsiran atau interpretasi terhadap data
tersebut.
Ø
Membuat generalisasi dan kesimpulan
Setelah tafsiran diberikan, maka
peneliti membuat generalisasi dari penemuan-penemuan, dan selanjutnya
memberikan beberapa kesimpulan. Kesimpulan dan generalisasi ini harus berkaitan
dengan hipotesa. Apakah hipotesa benar untuk diterima. ataukah hiporesa
tersebut ditolak.
Ø
Membuat laporan ilmiah
Langkah terakhir dari suatu
penelitian ilmiah adalah membuat laporan ilmiah tentang hasil-hasil yang
diperoleh dari penelitian tersebut. Penulisan secara ilmiah mempunyai teknik
tersendiri.
Pertanyaan
ilmiah
Pertanyaan
ilmiah adalah pertanyaan yang dapat mengarahkan pada kegiatan penyelidikan
terhadap objek pertanyaan.
Metode
ilmiah untuk menjawab pertanyaan ilmiah
Dari
pengertian pengertian yang telah kita bahas di atas dapat disimpulkan metode
ilmiah biasa digunakan oleh para ilmuwan sebagai alat untuk manjawab berbagai
macam pertanyaan ilmiah. Metode ilmiah sendiri membuat kita berfikir untuk
mendapatkan cara penyelesaian yang mungkin terhadap suatu masalah.
Daftar pustaka
https://sites.google.com/site/tulisanilmiah/metode-ilmiah#TOC-Pengertian-Metode-Ilmiah
TEORI-TEORI YANG BERHUBUNGAN DENGAN METODE ILMIAH DAN SIKAP ILMIAH(BAHASA INDONESIA 2:TUGAS 2)
0 komentar Diposting oleh meliana herdiani di 04.30
Metode
Ilmiah

1. Pengertian Metode Ilmiah
Metode ilmiah atau proses
ilmiah (bahasa Inggris: scientific method) merupakan proses keilmuan untuk
memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan
melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan
fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan
melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis
tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
2. Tujuan mempelajari
Metode Ilmiah
Untuk meningkatkan keterampilan,
baik dalam menulis, menyusun, mengambil kesimpulan maupun dalam menerapkan
prinsip-prinsip yang ada.
Untuk mengorganisasikan
fakta
Merupakan suatu pengejaran
terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis.
Untuk mencari ilmu
pengetahuan yang dimulai dari penentuan masalah, pengumpulan data yang relevan,
analisis data dan interpretasi temuan, diakhiri dengan penarikan kesimpulan.
Mendapatkan pengetahuan
ilmiah (yang rasional, yang teruji) sehingga merupakan pengetahuan yang dapat
diandalkan.
3. Sikap Ilmiah
Sikap ilmiah adalah sikap
yang seharusnya dimiliki oleh seorang peneliti, untuk dapat melalui proses
penelitian yang baik dan hasil yang baik pula.
Sikap-sikap ilmiah meliputi:
·
Obyektif terhadap fakta. Obyektif artinya
menyatakan segala sesuatu tidak dicampuri oleh perasaan senang atau tidak
senang. Contoh: Seorang peneliti menemukan bukti pengukuran volume benda 0,0034
m3, maka ia harus mengatakan juga 0,0034m3, padahal seharusnya 0,005m3.
·
Tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan bila
belum cukup data yang mendukung kesimpulan itu.Contoh: Ketika seorang ilmuwan
menemukan hasil pengamatan suatu burung mempuyai paruh yang panjang dan lancip,
maka dia tidak segera mengatakan semua burung paruhnya panjang dan lancip, sebelum
data-datanya cukup kuat mendukung kesimpulan tersebut.
·
Berhati terbuka artinya bersedia menerima
pandangan atau gagasan orang lain, walaupun gagasan tersebut bertentangan
dengan penemuannya sendiri. Sementara itu, jika gagasan orang lain memiliki
cukup data yang mendukung gagasan tersebut maka ilmuwan tersebut tidak ragu
menolak temuannya sendiri.
·
Tidak mencampuradukkan fakta dengan pendapat.
Contoh: Tinggi batang kacang tanah di pot A pada umur lima (5) hari 2 cm, yang
di pot B umur lima hari tingginya 6,5 cm. Orang lain mengatakan tanaman kacang
tanah pada pot A terlambat pertumbuhannya, pernyataan orang ini merupakan
pendapat bukan fakta.
·
Bersikap hati-hati. Sikap hati-hati ini
ditunjukkan oleh ilmuwan dalam bentuk cara kerja yang didasarkan pada sikap
penuh pertimbangan, tidak ceroboh, selalu bekerja sesuai prosedur yang telah
ditetapkan, termasuk di dalamnya sikap tidak cepat mengambil kesimpulan.
Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan penuh kehati-hatian berdasarkan
fakta-fakta pendukung yang benar-benar akurat.
·
Sikap ingin menyelidiki atau keingintahuan
(couriosity) yang tinggi. Bagi seorang ilmuwan hal yang dianggap biasa oleh
orang pada umumnya, hal itu merupakan hal penting dan layak untuk
diselidiki.apabila menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya,maka ia
berusaha mengetahuinya; senang mengajukan pertanyaan tentang obyek dan
peristiwa; kebiasaan menggunakan alat indera sebanyak mungkin untuk menyelidiki
suatu masalah; memperlihatkan gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan
eksprimen.
·
Sikap menghargai karya orang lain, Tidak akan
mengakui dan memandang karya orang lain sebagai karyanya, menerima kebenaran
ilmiah walaupun ditemukan oleh orang atau bangsa lain.
·
Sikap tekun, Tidak bosan mengadakan
penyelidikan, bersedia mengulangi eksprimen yang hasilnya meragukan’ tidak akan
berhenti melakukan kegiatan –kegiatan apabila belum selesai; terhadap hal-hal
yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.
4. Langkah Pelaksanaan
Penulisan Ilmiah
Bentuk laporan penulisan
PI, terdiri dari :
1. Bagian Awal
Bagian Awal ini terdiri
dari:
1. Halaman Judul
2. Lembar Pernyataan
3. Lembar Pengesahan
4. Abstraksi
5. Halaman Kata Pengantar
6. Halaman Daftar Isi
7. Halaman Daftar Tabel
8. Halaman Daftar Gambar:
Grafik, Diagram, Bagan, Peta dan sebagainya
2. Bagian Tengah.
1. Bab Pendahuluan
2. Bab Landasan Teori
3. Metode Penelitian
4. Bab Analisis Data dan
Pembahasan
5. Bab Kesimpulan dan Saran
3. Bagian Akhir.
3.Bagian akhir terdiri
dari:
1. Daftar Pustaka
2. Lampiran
Penjelasan secara terinci
dari Struktur Penulisan Skripsi dapat dilihat sebagai berikut :
A. Bagian Awal.
Pada bagian ini berisi hal-hal yang
berhubungan dengan penulisan skripsi
yakni sebagai berikut :
1. Halaman Judul
Ditulis sesuai dengan cover depan
Penulisan Skripsi standar sesuai universitas masing – masing mahasiswa.
2. Lembar Pernyataan
Merupakan halaman yang berisi
pernyataan bahwa penulisan skripsi ini merupakan hasil karya sendiri bukan
hasil plagiat atau penjiplakan terhadap hasil karya orang lain.
3. Lembar Pengesahan
Pada Lembar Pengesahan ini berisi
Daftar Komisi Pembimbing, Daftar Nama Panitia Ujian yang terdiri dari Ketua,
Sekretaris dan Anggota. Pada Bagian bawah sendiri juga disertai tanda tangan
Pembimbing dan Kepala Bagian Sidang Sarjana.
4. Abstraksi
Yakni berisi ringkasan tentang
hasil dan pembahasan secara garis besar dari Penulisan Skripsi dengan maximal 1
halaman.
5. Kata Pengantar
Berisi ucapan terima kasih kepada
pihak-pihak yang ikut berperan serta dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan
Skripsi (a.l. Rektor, Dekan, Ketua Jurusan, Pembimbing, Perusahaan, dll ).
6. Halaman Daftar Isi
Berisi semua informasi secara garis
besar dan disusun berdasarkan nomor urut halaman.
7. Halaman Daftar Tabel
8. Halaman Daftar Gambar,
Daftar Grafik, Daftar Diagram
B. Bagian Tengah.
1. Pendahuluan
Pada Bab Pendahuluan ini terdiri
dari beberapa sub pokok bab yang meliputi antara lain :
a. Latar Belakang Masalah
Menguraikan tentang alasan
dan motivasi dari penulis terhadap topik permasalahan yang bersangkutan.
b. Rumusan Masalah
Berisi masalah apa yang
terjadi dan sekaligus merumuskan masalah dalam penelitian yang bersangkutan.
c. Batasan Masalah
Memberikan batasan yang
jelas pada bagian mana dari persoalan atau masalah yang dikaji dan bagian mana
yang tidak.
d. Tujuan Penelitian
Menggambarkan hasil-hasil
apa yang bisa dicapai dan diharapkan dari penelitian ini dengan memberikan
jawaban terhadap masalah yang diteliti.
e. Metode Penelitian
Menjelaskan cara
pelaksanaan kegiatan penelitian, mencakup cara pengumpulan data, alat yang
digunakan dan cara analisa data.
Jenis-Jenis Metode
Penelitian :
a. Studi Pustaka : Semua bahan
diperoleh dari buku-buku atau jurnal.
b. Studi Lapangan : Data
diambil langsung di lokasi penelitian.
c. Gabungan : Menggunakan
gabungan kedua metode di atas.
f. Sistematika Penulisan
Memberikan gambaran umum
dari bab ke bab isi dari Penulisan Ilmiah
2. Landasan Teori
Menguraikan teori-teori yang
menunjang penulisan / penelitian, yang bisa diperkuat dengan menunjukkan hasil
penelitian sebelumnya.
3. Metode Penelitian
Menjelaskan cara pengambilan dan
pengolahan data dengan menggunakan alat-alat analisis yang ada.
4. Analisis Data dan
Pembahasan
Membahas tentang keterkaitan antar
faktor-faktor dari data yang diperoleh dari masalah yang diajukan kemudian
menyelesaikan masalah tersebut dengan metode yang diajukan dan menganalisa
proses dan hasil penyelesaian masalah.
5. Kesimpulan (dan Saran)
Bab ini bisa terdiri dari
Kesimpulan saja atau ditambahkan Saran.
- Kesimpulan
Berisi jawaban dari masalah
yang diajukan penulis, yang diperoleh dari penelitian.
- Saran
Ditujukan kepada
pihak-pihak terkait, sehubungan dengan hasil penelitian.
C. BAGIAN AKHIR
- Daftar Pustaka
Berisi daftar referensi
(buku, jurnal, majalah, dll), yang digunakan dalam penulisan
- Lampiran
Penjelasan tambahan, dapat
berupa uraian, gambar, perhitungan-perhi tungan, grafik atau tabel, yang
merupakan penjelasan rinci dari apa yang disajikan di bagian-bagian terkait
sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah
http://redmycloudy.blogspot.com/2009/10/metode-ilmiah.html
http://www.panksgatsred.blogspot.com/
http://id.scribd.com/doc/40750397/Sikap-Ilmiah
http://tpardede.wikispaces.com/Unit+1.2.3+IPA+Sebagai+Sikap+Ilmiah
http://dya08webmaster.blog.com/2012/04/20/karya-ilmiah-ciri-ciri-macam-macam-sikap-ilmiah/
http://nabella2326.blogspot.com/2012/06/langkah-langkah-pelaksanaan-penulisan.html
TEORI-TEORI YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENALARAN (BAHASA INDONESIA 2 : TUGAS 1)
0 komentar Diposting oleh meliana herdiani di 03.48
Penalaran adalah
proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan
sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan
terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan
sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan
sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang
disebut menalar.
Ada dua jenis metode dalam menalar. Yaitu
dengan Metode Induktif dan Metode Deduktif. Berikut ini adalah penjelasannya.
1. Metode
Penalaran Induktif
Metode penalaran induktif adalah metode yang
digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum
yang disimpulkan di fenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang
belum diteliti. Pengertian fenomena-fenomena individual sebagai landasan
penalaran induktif harus diartikan pertama-tama sebagai data-data maupun
sebagai pernyataan-pernyataan, yang tentunya bersifat faktual pula.
Metode Penalaran Induktif memiliki 3 bentuk,
yaitu :
- Generalisasi
Generalisasi adalah proses
penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.
Contoh : Jika berhasil juara, Walcott akan senang.
Jika berhasil juara, Giroud akan senang.
Jika berhasil juara, Cazorla akan senang.
* Jika berhasil juara, para pemain
Arsenal akan senang.
Generalisasi sendiri terdiri
dari 2 macam. Yaitu Generalisasi Sempurna dan Generalisasi Tidak Sempurna.
^ Generalisasi Sempurna adalah
Generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh : Sensus Penduduk
^ Generalisasi Tidak Sempurna
adalah Generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomenayang
diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki. Contoh :
- Analogi
Cara penarikan penalaran dengan
membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama. Analogi mempunyai 4
fungsi,antara lain :
a. Membandingkan
beberapa orang yang memiliki sifat kesamaan
b. Meramalkan kesamaan
c. Menyingkapkan
kekeliruan
d. Klasifikasi
Contoh : Demikian pula dengan
manusia yang tidak berilmu dan tidak berperasaan, ia akan sombong dan garang.
Oleh karena itu, kita sebagai manusia apabila diberi kepandaian dan kelebihan,
bersikaplah seperti padi yang selalu merunduk.
- Hubungan
Kausal
Penalaran yang diperoleh dari
gejala-gejala yang saling berhubungan.
Macam – macam Hubungan Kausal :
a. Sebab – Akibat
Pepe Reina mencetak gol ke
gawang sendiri sehingga mengakibatkan Liverpool kalah.
b. Akibat – Sebab
Dono tidak dapat mengikuti
ujian karena tidak memakai seragam sekolah.
c. Akibat –
Akibat
Ayah melihat Bruno tergeletak
di depan rumah, sehingga ayah beranggapan bahwa Bruno sedang tidur.
2. Metode
Penalaran Deduktif
Metode berpikir deduktif
adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk
seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.Konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata
kunci untuk memahami suatu gejala. Penarikkan kesimpulan secara
deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogisme.
Silogisme disusun dari dua buah pernyataan, yaitu premis mayor dan premis minor
dan sebuah kesimpulan.
Berikut ini bentuk – bentuk Silogisme :
1.
Silogisme Kategorial
Silogisme yang semua posisinya merupakan
proposisi kategorik, demi lahirnya konklusi maka pangkal umum tempat kita
berpijak harus merupakan proposisi universal, sedangkan pangkalan khusus tidak
berarti bahwa proposisinya harus partikuler atau singuler, tetapi bisa juga
proposisi universal tetapi ia diletakkan di bawah aturan pangkalan
umumnya. Pangkalan khusus bisa menyatakan permasalahan yang berbeda dari
pangkalan umumnya , tapi bisa juga merupakan kenyataan yang lebih khusus dari
permasalahan umumnya dengan demikian satu pangalan umum dan satu pangkalan
khusus dapat di hubungkan dengan berbagai cara tetapi hubungan itu harus di
perhatikan kwalitas dan kantitasnya agar kita dapat mengambil konklusi atau
natijah yang valid.
Contoh Silogisme Kategorial :
(P. Mayor) Finalis
Indonesian Idol memiliki suara yang bagus.
(P. Minor) Sean
adalah salah satu finalis Indonesian Idol.
(Kesimpulan) Sean memiliki suara yang bagus.
1.
Silogisme Hipotesis
Argument yang premis mayornya berupa
proposisi hipotesis sedangkan premis minornya adalah proposisi kategorik yang
menetapkan atau mengingkari term antecendent atau term konsekwen premis
mayornya . Sebenarnya silogisme hipotesis tidak memiliki premis mayor maupun
premis minor karena kita ketahui premis mayor itu mengandung term predikat pada
konklusi, sedangkan premis minor itu mengandung term subyek pada konklusi.
a) Silogisme hipotesis yang premis
minornya mengakui bagian antecedent, seperti:
Jika hujan , saya naik becak
Sekarang Hujan .
Jadi saya naik becak.
b) Silogisme hipotesis yang premis
minornya mengakui bagian konsekwensinya, seperti :
Bila hujan, bumi akan basah
Sekarang bumi telah basah .
Jadi hujan telah turun
c) Silogisme hipotesis yang premis
Minornya mengingkari antecendent, seperti :
Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan
paksa , maka kegelisahan akan timbul .
Politik pemerintah tidak dilaksanakan dengan
paksa ,
Jadi kegelisahan tidak akan timbul
d) Silogisme hipotesis yang premis
minornya mengingkari bagian konsekwensinya , seperti:
Bila mahasiswa turun kejalanan , pihak
penguasa akan gelisah
Pihak penguasa tidak gelisah
Jadi mahasiswa tidak turun ke jalanan
Sumber :
;;
Subscribe to:
Postingan (Atom)