Selasa, 18 Maret 2014

Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi-proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Ciri-ciri Penalaran :
Adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika (penalaran merupakan suatu proses berpikir logis).
Sifat analitik dari proses berpikir. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu. Perasaan intuisi merupakan cara berpikir secara analitik.
Cara berpikir masyarakat dapat dibagi menjadi 2, yaitu : Analitik dan Non analitik. Sedangkan jika ditinjau dari hakekat usahanya, dapat dibedakan menjadi : Usaha aktif manusia dan apa yang diberikan.
Penalaran Ilmiah sendiri dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
Deduktif yang berujung pada rasionalisme
Induktif yang berujung pada empirisme
Logika merupakan suatu kegiatan pengkajian untuk berpikir secara shahih
Contoh :
Ketika seorang pengemis berkata :”kasihanilah saya orang biasa”. Itu merupakan suatu ungkapan yang tidak logis.
Ketika seorang peneliti mencari penyebab mengapa orang mabuk? Ada 3 peristiwa yang ditemuinya
ada orang yang mencampur air dengan brendi dan itu menyebabkan dia mabuk
ada yang mencampur air dengan tuak kemudian dia mabuk
ada lagi yang mencampur air dengan whiski kemudian akhirnya dia mabuk juga

A . Penalaran deduktif (rasionalisme)

Penalaran Deduktif adalah cara berfikir yang bertolak dari pernyataan yang  bersifat umum untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus, dengan demikian kegiatan berfikir yang berlawanan dengan induksi. Penarikan kesimpulan secara deduktif ini menggunakan pola berpikir yang disebut silogisme. Silogisme terdiri atas dua pernyataan dan sebuah kesimpulan. Kedua pernyataan itu disebut premis mayor dan premis minor. Sedengkan kesimpulan diperoleh dengan penalaran deduktif dari kedua premis tersebut. Misalnya: Misalnya; (1) Semua kendaraan bermesin menggunakan bahan bakar bensin. (2) motor adalah kendaraan bermesin. Jadi dapat disimpulkan ”motor juga menggunakan bahan bakar bensin. Kesimpulan yang diambil dalam penalaran deduktif ini hanya benar, bila kedua premis yang digunakan benar dan cara menarik kesimpulannya juga benar. Jika salah satu saja dari ketiga hal ini salah berarti kesimpulan yang diambil juga tidak benar.

Penalaran deduktif merupakan salah satu cara berpikir logis dan analitis, berkat pengamatan yang semakain sestimatis dan kritis, serta makin bertambahnya pengetahuan yang diperoleh, lambar laun manusia berusaha menjawad masalah dengan cara rasional dengan meninggalkan cara irasional atau mitos. Pemecahan secara rasional berarti menggunakan rasio (daya pikir) dalam usaha memperoleh pengetahuan yang benar. Faham yang mendasarkan rasio untuk memperoleh kebenaran itu disebut faham rasionalisme. Dalam menyusun pengetahuan kaum rasionalis sering menggunakan penalaran deduktif.

B .  Penalaran induktif (empirisme)

Penganut  empirme mengembangkan pengetauan bedasarkan pengalaman konkrit. Mereka menganggap bahwa pengetahuan yang benar adalah pengetahuan yang diperoleh langsung dari pengalaman nyata. Penganut ini menyusun pengetauan menggunakan penalaran induktif. Penalaran induktif adalah cara berfikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat umum dari pengamatan atas gejala-gejala yang bersifat khusus. Penalaran ini diawali dari kenyataan-kenyataan yang bersifat khusus dan terbatas lalu diakhiri dengan pernyataan yang  bersifat umum. Misalnya; dari pengamatan atas logam besi, tembaga, alumunium dan sebagainya, jika dipanaskan akan mengembang (bertambah panjang) dari sini dapat disimpulkan secara umum bahwa semua logam jika dipanaskan akan bertambah panjang.

Pengertian Penulisan Ilmiah

Penulisan Ilmiah adalah karya tulis yang disusun oleh seorang penulis berdasarkan hasil-hasil penelitian ilmiah yang telah dilakukannya. Dari definisi yang lain dikatakan bahwa karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan dipublikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Dari pengertian tersebut secara awal kita dapat mengenal salah satu ciri khas karya ilmiah adalah lewat bentuknya yakni tertulis, baik di buku, jurnal, majalah, surat kabar, maupun yang tersebar di internet, di samping ciri lain yang mesti dipenuhi dalam sebuah karya ilmiah.

Konsep penalaran ilmiah dalam kaitannya dengan penulisan ilmiah

Penalaran adalah suatu proses berpikir terhadap suatu yang diamati dengan menghasilkan kesimpulan. Sedangkan, penulisan ilmiah merupakan suatu kegiatan penulisan berdasarkan hasil penalaran penulis terhadap permasalahan sebuah  ilmiah.





Daftar Pustaka

http://aryonelmessi.wordpress.com/2011/02/24/penulisan-ilmiah-2/
http://hadi27.wordpress.com/penalaran-dalam-penulisan-karya-ilmiah/
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/09/penalaran/
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran

http://tisachan.blogspot.com/2012/11/logika-dan-penalaran-ilmiah.html

METODE
Metode berasal dari Bahasa Yunani methodos yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka, metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan, atau bagaimana cara melakukan atau membuat sesuatu.

     Metode ilmiah
Metode ilmiah dalam kamus Bahasa Indonesia adalah cara yang sistematis untuk melaksanakan sesuatu. Metode ilmiah suatu istilah kolektif yang menunjukkan kepada bermacam-macam proses dan langkah-langkah yang dilalui oleh bermacam sains dalam perkembangannya. Metode ilmiah merupakan suatu prosedur yang harus dilakukan untuk melakukan suatu proyek ilmiah (science project).
Metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi.

 Kriteria Metode ilmiah
Supaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah, maka metode tersebut harus mempunyai kriteria sebagai berikut:

  1. Berdasarkan fakta
Keterangan-keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian, baik yang akan dikumpulkan dan yang dianalisa haruslah berdasarkan fakta-fakta yang nyata. Janganlah penemuan atau pembuktian didasar-kan pada daya khayal, kira-kira, legenda-legenda atau kegiatan sejenis.

  1. Bebas dari prasangka
Metode ilmiah harus mempunyai sifat bebas prasangka, bersih dan jauh dari pertimbangan subjektif. Menggunakan suatu fakta haruslah dengan alasan dan bukti yang lengkap dan dengan pembuktian yang objektif.


  1. Menggunakan prinsip-prinsip analisa
Dalam memahami serta member! arti terhadap fenomena yang kompleks, harus digunakan prinsip analisa. Semua masalah harus dicari sebab-musabab serta pemecahannya dengan menggunakan analisa yang logis, Fakta yang mendukung tidaklah dibiarkan sebagaimana adanya atau hanya dibuat deskripsinya saja. Tetapi semua kejadian harus dicari sebab-akibat dengan menggunakan analisa yang tajam.

  1. Menggunakan hipotesa
Dalam metode ilmiah, peneliti harus dituntun dalam proses berpikir dengan menggunakan analisa. Hipotesa harus ada untuk mengonggokkan persoalan serta memadu jalan pikiran ke arah tujuan yang ingin dicapai sehingga hasil yang ingin diperoleh akan mengenai sasaran dengan tepat. Hipotesa merupakan pegangan yang khas dalam menuntun jalan pikiran peneliti.

  1. Menggunakan ukuran objektif
Kerja penelitian dan analisa harus dinyatakan dengan ukuran yang objektif. Ukuran tidak boleh dengan merasa-rasa atau menuruti hati nurani. Pertimbangan-pertimbangan harus dibuat secara objektif dan dengan menggunakan pikiran yang waras.

  1. Menggunakan teknik kuantifikasi
Dalam memperlakukan data ukuran kuantitatif yang lazim harus digunakan, kecuali untuk artibut-artibut yang tidak dapat dikuantifikasikan Ukuran-ukuran seperti ton, mm, per detik, ohm, kilogram, dan sebagainya harus selalu digunakan Jauhi ukuran-ukuran seperti: sejauh mata memandang, sehitam aspal, sejauh sebatang rokok, dan sebagai¬nya Kuantifikasi yang termudah adalah dengan menggunakan ukuran nominal, ranking dan rating

Langkah-Langkah Metode Ilmiah
Pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode ilmiah harus mengikuti langkah-langkah tertentu. Marilah lebih dahulu ditinjau langkah-langkah yang diambil oleh beberapa ahli dalam mereka melaksanakan penelitian.
Dalam melaksanakan penelitian dengan metode ilmiah. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:

Ø  Pemilihan bidang, topik atau judul penelitian.
Ø  Mengadakan survei lapangan untuk merumuskan masalah-malalah yang ingin dipecahkan.
Ø  Membangun sebuah bibliografi.
Ø  Memformulasikan dan mendefinisikan masalah.
Ø  Membeda-bedakan dan membuat out-line dari unsur-unsur permasalahan.
Ø  Mengklasifikasikan unsur-unsur dalam masalah menurut hu-bungannya dengan data atau bukti, baik langsung ataupun tidak langsung.
Ø  Menentukan data atau bukti mana yang dikehendaki sesuai dengan pokok-pokok dasar dalam masalah.
Dalam melaksanakan penelitian secara ilmiah. terdapat langkah-langkah sebagai berikut:
  1. Tentukan judul.
Judul dinyatakan secara singkat
  1. Pemilihan masalah.
Dalam pemilihan ini harus:
a)      Nyatakan apa yang disarankan oleh judul.
b)      Berikan alasan terhadap pemilihan tersebut. Nyatakan perlunya diselidiki masalah menurut kepentingan umum.
c)      Sebutkan ruang lingkup penelitian. Secara singkat jelaskan materi. situasi dan hal-hal lain yang menyangkut bidang yang akan diteliti.
  1. Pemecahan masalah.
Dalam memecahkan masalah harus diikuti hal-hal berikut:
a)      Analisa harus logis. Aturlah bukti dalam bentuk yang sistematis dan logis. Demikian juga halnya unsur-unsur yang dapat memecahkan masalah.
b)      Prosedur penelitian yang digunakan harus dinyatakan secara singkat.
c)      Urutkan data, fakta dan keterangan-keterangan khas yang diperlukan.
  1. Kesimpulan
a)      Berikan kesimpulan dari hipotesa. nyatakan dua atau tiga kesimpulan yang mungkin diperoleh.
b)      Berikan implikasi dari kesimpulan. Jelaskan bebernpa implikasi dari produk hipotesa dengan memberikan beberapa inferensi.
  1. Berikan studi-studi sebelumnya yang pernah dikerjakan yang berhubungan dengan masalah. Nyalakan kerja-kerja sebelumnya secara singkat dan berikan referensi bibliografi yang mungkin ada manfaatnya sebagai model dalam memecahkan masalah.
Metode ilmiah sekurang-kurangnya dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
Ø       Merumuskan serta mendefinisikan masalah
langkah pertama dalam meneliti adalah menetapkan masalah yang akan dipecahkan. Untuk menghilangkan keragu-raguan. masalah tersebut didefinisikan secara jelas. Sampai ke mana luas masalah yang akan dipecahkan Sebutkan beberapa kata kunci (key words) yang terdapal dalam masalah.
Berikan definisi tentang usaha tani, tentang mekanisasi, pada musim apa, dan sebagainya

Ø    Mengadakan studi kepustakaan
Setelah masalah dirumuskan, langkah kedua yang dilakukan dalam mencari data yang tersedia yang pernah ditulis peneliti sebelumnya yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin dipecahkan. Kerja mencari bahan di perpustakaan merupakan hal yang tak dapat dihindarkan olch seorang peneliti. Ada kalanya. perumusan masalah dan studi keputusan dapat dikerjakan secara bersamaan.

Ø    Memformulasikan hipotesa
Setelah diperoleh infonnasi mengenai hasil penelitian ahli lain yang ada sangkut-pautnya dengan masalah yang ingin dipecahkan. maka tiba saatnya peneliti memformulasikan hipotesa-hipolesa unttik penelitian. Hipotesa tidak lain dari kesimpulan sementara tentang hubunggan sangkut-paut antarvariabel atau fenomena dalam penelitian. Hipotesa merupakan kesimpulan tentatif yang diterima secara sementara sebelum diuji.

Ø    Menentukan model untuk menguji hipotesa
Setelah hipotesa-hipotesa ditetapkan. kerja selanjutnya adalah merumuskan cara-cara untuk menguji hipotesa tersebut. Pada ilmu-ilmu sosial yang telah lebih berkembang. scperti ilmu ekonomi misalnva.

Ø    Mengumpulkan data
Peneliti memerlukan data untuk menguji hipotesa. Data tersebut yang merupakan fakta yang digunakan untuk menguji hipotesa perlu dikumpulkan. Bcrgantung dan masalah yang dipilih serta metode pcnelitian yang akan digunakan. Teknik pengumpulan data akan berbeda-beda. sebagai berikut:
  • Metode Kuesioner (angket)
  • Metode wawancara
  • Metode Observasi
  • Metode dokumentasi

Ø    Menyusun, Menganalisa, dan Menyusun interfensi
Setelah data terkumpul. peneliti menyusun data untuk mengadakan analisa Sebelum analisa dilakukan. data tersebul disusun lebih dahulu untuk mempermudah analisa. Penyusunan data dapat dalam bentuk label ataupun membuat coding untuk analisa dengan komputer. Sesudah data dianalisa. maka perlu diberikan tafsiran atau interpretasi terhadap data tersebut.

Ø    Membuat generalisasi dan kesimpulan
Setelah tafsiran diberikan, maka peneliti membuat generalisasi dari penemuan-penemuan, dan selanjutnya memberikan beberapa kesimpulan. Kesimpulan dan generalisasi ini harus berkaitan dengan hipotesa. Apakah hipotesa benar untuk diterima. ataukah hiporesa tersebut ditolak.

Ø  Membuat laporan ilmiah
Langkah terakhir dari suatu penelitian ilmiah adalah membuat laporan ilmiah tentang hasil-hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut. Penulisan secara ilmiah mempunyai teknik tersendiri.

Pertanyaan ilmiah
Pertanyaan ilmiah adalah pertanyaan yang dapat mengarahkan pada kegiatan penyelidikan terhadap objek pertanyaan. 

Metode ilmiah untuk menjawab pertanyaan ilmiah
Dari pengertian pengertian yang telah kita bahas di atas dapat disimpulkan metode ilmiah biasa digunakan oleh para ilmuwan sebagai alat untuk manjawab berbagai macam pertanyaan ilmiah. Metode ilmiah sendiri membuat kita berfikir untuk mendapatkan cara penyelesaian yang mungkin terhadap suatu masalah. 
Daftar pustaka
https://sites.google.com/site/tulisanilmiah/metode-ilmiah#TOC-Pengertian-Metode-Ilmiah

Metode Ilmiah

Description: http://hasim319.files.wordpress.com/2011/04/e1_scientificmethod.gif




1. Pengertian Metode Ilmiah

Metode ilmiah atau proses ilmiah (bahasa Inggris: scientific method) merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.

2. Tujuan mempelajari Metode Ilmiah
Untuk meningkatkan keterampilan, baik dalam menulis, menyusun, mengambil kesimpulan maupun dalam menerapkan prinsip-prinsip yang ada.
Untuk mengorganisasikan fakta
Merupakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis.
Untuk mencari ilmu pengetahuan yang dimulai dari penentuan masalah, pengumpulan data yang relevan, analisis data dan interpretasi temuan, diakhiri dengan penarikan kesimpulan.
Mendapatkan pengetahuan ilmiah (yang rasional, yang teruji) sehingga merupakan pengetahuan yang dapat diandalkan.

 3. Sikap Ilmiah

Sikap ilmiah adalah sikap yang seharusnya dimiliki oleh seorang peneliti, untuk dapat melalui proses penelitian yang baik dan hasil yang baik pula.

 Sikap-sikap ilmiah meliputi:

·         Obyektif terhadap fakta. Obyektif artinya menyatakan segala sesuatu tidak dicampuri oleh perasaan senang atau tidak senang. Contoh: Seorang peneliti menemukan bukti pengukuran volume benda 0,0034 m3, maka ia harus mengatakan juga 0,0034m3, padahal seharusnya 0,005m3.
·         Tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan bila belum cukup data yang mendukung kesimpulan itu.Contoh: Ketika seorang ilmuwan menemukan hasil pengamatan suatu burung mempuyai paruh yang panjang dan lancip, maka dia tidak segera mengatakan semua burung paruhnya panjang dan lancip, sebelum data-datanya cukup kuat mendukung kesimpulan tersebut.
·         Berhati terbuka artinya bersedia menerima pandangan atau gagasan orang lain, walaupun gagasan tersebut bertentangan dengan penemuannya sendiri. Sementara itu, jika gagasan orang lain memiliki cukup data yang mendukung gagasan tersebut maka ilmuwan tersebut tidak ragu menolak temuannya sendiri.
·         Tidak mencampuradukkan fakta dengan pendapat. Contoh: Tinggi batang kacang tanah di pot A pada umur lima (5) hari 2 cm, yang di pot B umur lima hari tingginya 6,5 cm. Orang lain mengatakan tanaman kacang tanah pada pot A terlambat pertumbuhannya, pernyataan orang ini merupakan pendapat bukan fakta.
·         Bersikap hati-hati. Sikap hati-hati ini ditunjukkan oleh ilmuwan dalam bentuk cara kerja yang didasarkan pada sikap penuh pertimbangan, tidak ceroboh, selalu bekerja sesuai prosedur yang telah ditetapkan, termasuk di dalamnya sikap tidak cepat mengambil kesimpulan. Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan penuh kehati-hatian berdasarkan fakta-fakta pendukung yang benar-benar akurat.
·         Sikap ingin menyelidiki atau keingintahuan (couriosity) yang tinggi. Bagi seorang ilmuwan hal yang dianggap biasa oleh orang pada umumnya, hal itu merupakan hal penting dan layak untuk diselidiki.apabila menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya,maka ia berusaha mengetahuinya; senang mengajukan pertanyaan tentang obyek dan peristiwa; kebiasaan menggunakan alat indera sebanyak mungkin untuk menyelidiki suatu masalah; memperlihatkan gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan eksprimen.
·         Sikap menghargai karya orang lain, Tidak akan mengakui dan memandang karya orang lain sebagai karyanya, menerima kebenaran ilmiah walaupun ditemukan oleh orang atau bangsa lain.
·         Sikap tekun, Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksprimen yang hasilnya meragukan’ tidak akan berhenti melakukan kegiatan –kegiatan apabila belum selesai; terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.
 

4. Langkah Pelaksanaan Penulisan Ilmiah

Bentuk laporan penulisan PI, terdiri dari :
1. Bagian Awal

Bagian Awal ini terdiri dari:
1. Halaman Judul
2. Lembar Pernyataan
3. Lembar Pengesahan
4. Abstraksi
5. Halaman Kata Pengantar
6. Halaman Daftar Isi
7. Halaman Daftar Tabel
8. Halaman Daftar Gambar: Grafik, Diagram, Bagan, Peta dan sebagainya
2. Bagian Tengah.
1. Bab Pendahuluan
2. Bab Landasan Teori
3. Metode Penelitian
4. Bab Analisis Data dan Pembahasan
5. Bab Kesimpulan dan Saran
3. Bagian Akhir.
3.Bagian akhir terdiri dari:
            1. Daftar Pustaka
            2. Lampiran
Penjelasan secara terinci dari Struktur Penulisan Skripsi dapat dilihat sebagai berikut :
A. Bagian Awal.
            Pada bagian ini berisi hal-hal yang berhubungan dengan penulisan skripsi    yakni sebagai berikut :
1. Halaman Judul
         Ditulis sesuai dengan cover depan Penulisan Skripsi standar sesuai universitas masing – masing mahasiswa.
2. Lembar Pernyataan
            Merupakan halaman yang berisi pernyataan bahwa penulisan skripsi ini merupakan hasil karya sendiri bukan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap hasil karya orang lain.
3. Lembar Pengesahan
            Pada Lembar Pengesahan ini berisi Daftar Komisi Pembimbing, Daftar Nama Panitia Ujian yang terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota. Pada Bagian bawah sendiri juga disertai tanda tangan Pembimbing dan Kepala Bagian Sidang Sarjana.
4. Abstraksi
            Yakni berisi ringkasan tentang hasil dan pembahasan secara garis besar dari Penulisan Skripsi dengan maximal 1 halaman.
5. Kata Pengantar
            Berisi ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang ikut berperan serta dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan Skripsi (a.l. Rektor, Dekan, Ketua Jurusan, Pembimbing, Perusahaan, dll ).
6. Halaman Daftar Isi
            Berisi semua informasi secara garis besar dan disusun berdasarkan nomor urut halaman.
7. Halaman Daftar Tabel
8. Halaman Daftar Gambar, Daftar Grafik, Daftar Diagram
B. Bagian Tengah.
1. Pendahuluan
            Pada Bab Pendahuluan ini terdiri dari beberapa sub pokok bab yang meliputi antara lain :
a. Latar Belakang Masalah
Menguraikan tentang alasan dan motivasi dari penulis terhadap topik permasalahan yang bersangkutan.
b. Rumusan Masalah
Berisi masalah apa yang terjadi dan sekaligus merumuskan masalah dalam penelitian yang bersangkutan.
c. Batasan Masalah
Memberikan batasan yang jelas pada bagian mana dari persoalan atau masalah yang dikaji dan bagian mana yang tidak.
d. Tujuan Penelitian
Menggambarkan hasil-hasil apa yang bisa dicapai dan diharapkan dari penelitian ini dengan memberikan jawaban terhadap masalah yang diteliti.
e. Metode Penelitian
Menjelaskan cara pelaksanaan kegiatan penelitian, mencakup cara pengumpulan data, alat yang digunakan dan cara analisa data.
Jenis-Jenis Metode Penelitian :
a. Studi Pustaka : Semua bahan diperoleh dari buku-buku atau jurnal.
b. Studi Lapangan : Data diambil langsung di lokasi penelitian.
c. Gabungan : Menggunakan gabungan kedua metode di atas.
f. Sistematika Penulisan
Memberikan gambaran umum dari bab ke bab isi dari Penulisan Ilmiah
2. Landasan Teori
            Menguraikan teori-teori yang menunjang penulisan / penelitian, yang bisa diperkuat dengan menunjukkan hasil penelitian sebelumnya.
3. Metode Penelitian
            Menjelaskan cara pengambilan dan pengolahan data dengan menggunakan alat-alat analisis yang ada.
4. Analisis Data dan Pembahasan
            Membahas tentang keterkaitan antar faktor-faktor dari data yang diperoleh dari masalah yang diajukan kemudian menyelesaikan masalah tersebut dengan metode yang diajukan dan menganalisa proses dan hasil penyelesaian masalah.
5. Kesimpulan (dan Saran)
            Bab ini bisa terdiri dari Kesimpulan saja atau ditambahkan Saran.
- Kesimpulan
Berisi jawaban dari masalah yang diajukan penulis, yang diperoleh dari penelitian.
- Saran
Ditujukan kepada pihak-pihak terkait, sehubungan dengan hasil penelitian.
C. BAGIAN AKHIR
- Daftar Pustaka
Berisi daftar referensi (buku, jurnal, majalah, dll), yang digunakan dalam penulisan
- Lampiran
Penjelasan tambahan, dapat berupa uraian, gambar, perhitungan-perhi tungan, grafik atau tabel, yang merupakan penjelasan rinci dari apa yang disajikan di bagian-bagian terkait sebelumnya.




 DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah
http://redmycloudy.blogspot.com/2009/10/metode-ilmiah.html
http://www.panksgatsred.blogspot.com/
http://id.scribd.com/doc/40750397/Sikap-Ilmiah
http://tpardede.wikispaces.com/Unit+1.2.3+IPA+Sebagai+Sikap+Ilmiah
http://dya08webmaster.blog.com/2012/04/20/karya-ilmiah-ciri-ciri-macam-macam-sikap-ilmiah/

http://nabella2326.blogspot.com/2012/06/langkah-langkah-pelaksanaan-penulisan.html



Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.

Ada dua jenis metode dalam menalar. Yaitu dengan Metode Induktif dan Metode Deduktif. Berikut ini adalah penjelasannya.
1.     Metode Penalaran Induktif
Metode penalaran induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan di fenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Pengertian fenomena-fenomena individual sebagai landasan penalaran induktif harus diartikan pertama-tama sebagai data-data maupun sebagai pernyataan-pernyataan, yang tentunya bersifat faktual pula.
Metode Penalaran Induktif memiliki 3 bentuk, yaitu :
-       Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.
                  Contoh :     Jika berhasil juara, Walcott akan senang.
                                    Jika berhasil juara, Giroud akan senang.
                                    Jika berhasil juara, Cazorla akan senang.
                                * Jika berhasil juara, para pemain Arsenal akan senang.      

Generalisasi sendiri terdiri dari 2 macam. Yaitu Generalisasi Sempurna dan Generalisasi Tidak Sempurna.
^ Generalisasi Sempurna adalah Generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki. Contoh : Sensus Penduduk

^ Generalisasi Tidak Sempurna adalah Generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomenayang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki. Contoh :

-       Analogi
Cara penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama. Analogi mempunyai 4 fungsi,antara lain :
a.     Membandingkan beberapa orang yang memiliki sifat kesamaan
b.    Meramalkan kesamaan
c.     Menyingkapkan kekeliruan
d.    Klasifikasi
Contoh : Demikian pula dengan manusia yang tidak berilmu dan tidak berperasaan, ia akan sombong dan garang. Oleh karena itu, kita sebagai manusia apabila diberi kepandaian dan kelebihan, bersikaplah seperti padi yang selalu merunduk.

-       Hubungan Kausal
Penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan.
Macam – macam Hubungan Kausal :
a.     Sebab – Akibat
Pepe Reina mencetak gol ke gawang sendiri sehingga mengakibatkan Liverpool kalah.
b.    Akibat – Sebab
Dono tidak dapat mengikuti ujian karena tidak memakai seragam sekolah.
c.     Akibat – Akibat
Ayah melihat Bruno tergeletak di depan rumah, sehingga ayah beranggapan bahwa Bruno sedang tidur.

2.     Metode Penalaran Deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.Konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala. Penarikkan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogisme. Silogisme disusun dari dua buah pernyataan, yaitu premis mayor dan premis minor dan sebuah kesimpulan.
Berikut ini bentuk – bentuk Silogisme :
1.      Silogisme Kategorial
Silogisme yang semua posisinya merupakan proposisi kategorik, demi lahirnya konklusi maka pangkal umum tempat kita berpijak harus merupakan proposisi universal, sedangkan pangkalan khusus tidak berarti bahwa proposisinya harus partikuler atau singuler, tetapi bisa juga proposisi universal tetapi ia diletakkan di bawah aturan pangkalan umumnya. Pangkalan khusus bisa menyatakan permasalahan yang berbeda dari pangkalan umumnya , tapi bisa juga merupakan kenyataan yang lebih khusus dari permasalahan umumnya dengan demikian satu pangalan umum dan satu pangkalan khusus dapat di hubungkan dengan berbagai cara tetapi hubungan itu harus di perhatikan kwalitas dan kantitasnya agar kita dapat mengambil konklusi atau natijah yang valid.
Contoh Silogisme Kategorial :
(P. Mayor)     Finalis Indonesian Idol memiliki suara yang bagus.
(P. Minor)      Sean adalah salah satu finalis Indonesian Idol.
(Kesimpulan) Sean memiliki suara yang bagus.
1.      Silogisme Hipotesis
Argument yang premis mayornya berupa proposisi hipotesis sedangkan premis minornya adalah proposisi kategorik yang menetapkan atau mengingkari term antecendent atau term konsekwen premis mayornya . Sebenarnya silogisme hipotesis tidak memiliki premis mayor maupun premis minor karena kita ketahui premis mayor itu mengandung term predikat pada konklusi, sedangkan premis minor itu mengandung term subyek pada konklusi.

a) Silogisme hipotesis yang premis minornya mengakui bagian antecedent, seperti:
Jika hujan , saya naik becak
Sekarang Hujan .
Jadi saya naik becak. 
b) Silogisme hipotesis yang premis minornya mengakui bagian konsekwensinya, seperti :
Bila hujan, bumi akan basah
Sekarang bumi telah basah .
Jadi hujan telah turun
 c) Silogisme hipotesis yang premis Minornya mengingkari antecendent, seperti :
Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa , maka kegelisahan akan timbul .
Politik pemerintah tidak dilaksanakan dengan paksa ,
Jadi kegelisahan tidak akan timbul
d) Silogisme hipotesis yang premis minornya mengingkari bagian konsekwensinya , seperti:
Bila mahasiswa turun kejalanan , pihak penguasa akan gelisah
Pihak penguasa tidak gelisah
Jadi mahasiswa tidak turun ke jalanan

Sumber :

;;

By :
Free Blog Templates